Rabu, 07 Januari 2015

MAKALAH GAS KROMATOGRAPHY


BAB I

PENDAHULUAN


Pendidikan kesehatan merupakan salah satu wujud dari pendidikan nasional. Salah satu lembaga pendidikan kesehatan yang tenaganya sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan teknisian medik. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga berpengaruh secara langsung terhadap bidang kesehatan misalnya saja dengan semakin majunya teknologi peralatan‑peralatan kesehatan yang bisa membantu memacu kita untuk dapat menghasilkan suatu tenaga‑tenaga ahli dalam bidang teknik elektromedik. Kita sebagai penerus yang sekarang ini bernaung di bawah profesi keteknisian elektromedik di tuntut untuk selalu siap menghadapi dan memiliki kompetensi yang tinggi untuk mengejar ketinggalan teutama ketinggalan dari informasi dan pengetahuan tentang perkembangan-­perkembangan dari alat‑alat elektromedik tersebut.
1.1. Latar Belakang
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, ATEM sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga‑tenaga Ahli Madya di bidang elektromedik berupaya memberikan bekal yang sebaik‑baiknya kepada mahasiswanya. Salah satunya yaitu dengan mengadakan program penyusunan makalah dan ini merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa sebagai sayrat bagi keberhasilannya selarna mengenyam pendidikan pada lembaga tersebut.


1.2. Tujuan
Adapun tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk lebih mengembangkan pengetahuan di bidang elektromedik kepada mahasiswa terlebih khususnya alat-alat laboratorium. Dan untuk menambah wawasan atau cakrawala berpikir mahasiswa serta lebih mendekatkan diri pada dunia kerja sesungguhnya. Karena, apa yang kita dapatkan di bangku kuliah belum tentu akan didapatkan di dunia kerja.
1.3. Manfaat
                 Manfaat yang didapatkan selama menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa menguasai teori yang selama ini didapatkan dikampus ATEM Makassar. Hal ini akan mampu memperdalam pengetahuan kita dengan penerapan kuliah langsung praktek terutama pada mata kuliah alat leb lanjut. Penyusunan mkalah ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mencari reverensi­-reverensi dari pembuatan modul tigas akhir menyelesaikan studynya di Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar mengingat keterbatasan yang selama ini kami alami.







BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian.
            Di tahun 1903 Tswett menemukan teknik kromatografi. Teknik ini bermanfaat dalam penguraian suatu campuran. Definisi kromatografi adalah suatu prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi, diperensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih salah satunya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Berdasarkan kemasan fase diamnya kromatografi terbagi tiga yaitu kromatografi kertas, kromatografi kolom, dan kromatografi lapisan tipis.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan nama alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi, teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah GLC.
Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah sisebabkan oleh perbedaan dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.











II.3 Prinsip Kerja
            Gas kromatografi menyediakan informasi dari setiap bahan campuran dalam sampel. Setiap bahan campuran bergerak melalui column oven, karena bahan campuran gas dapat dipanaskan dan menguap menjadi gas. Pemisahan dan analisis dari berbagai unsur yang berbeda sesuai dengan standar efisien untuk pengisapan dalam proses gas campuran bahan yang ditularkan melalui kaca silinder yang berisi absorbent, yang mungkin membasahi dengan tidak mudah menguap cairan larutan untuk satu atau beberapa komponen gas. Sebagaian campuran yang dilewatkan melalui absorbent. Setiap zat yang diserapkan akan menghasilkan fulsa yang berbeda. fulsa inilah yang akan dibaca oleh detektor dan hasilnya akan dikuatkan oleh amplifier dan kemudian akan ditampilkan di monitor.



II.4. Blok Diagram dan Cara.

 






II.5. Komponen alat kromatografi gas
Alat GLC atau GC terdiri atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu:
1.        Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2.        Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3.        Tempat injeksi cuplikan
4.        Kolom
5.        Detector
6.        Pencatat
7.        Terminal untuk 3, 4 dan 5
http://1.bp.blogspot.com/_dfcYFskH5-g/S3oU0Ad0eBI/AAAAAAAAAUY/mvCttxpVu_8/s320/gas+kromatorafi.jpg

Bagian-bagian dari kromatografi gas :
II.5.1.        Gas pengangkut/pemasok gas
Gas pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.
Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan­ :
a.         Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pe­larut, dan material dalam kolom.
b.         Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c.         Sesuai/cocok untuk detektor.
d.        Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan hidrogen. Gas helium dan argon  sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang digunakan juga C02.
Pemilihan  gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi, (harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler untuk memisahkan air dan pengotor  gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse) pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi (di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler.

II.5.2.     Pengatur aliran dan pengatur tekanan
Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5 atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari kolom diperlukan un­tuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga.
Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap yang disebut waktu penahanan (the retention time), t­­R. Karena kecepatan gas tetap, maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut = volume penahanan (the retention volume), vr. Kecepatan gas akan mempengaruhi effisiensi kolom. 
Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki diameter luar.
1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min
1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.

II.5.3.        Tempat injeksi (The injection port)
Dalam pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam ben­tuk fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan. Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama harus diuapkan. Ini mem­butuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan per­tama terlalu rendah. Namun demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan dianalisa.
http://4.bp.blogspot.com/_dfcYFskH5-g/S3oUo024UMI/AAAAAAAAAUQ/hYh1IsWHXMQ/s320/tempat+injeksi.jpg


Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe".
Perlu diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50 ml  gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada gambar di bawah.

http://4.bp.blogspot.com/_dfcYFskH5-g/S3oVcXXiyLI/AAAAAAAAAUg/gYujGqOQIQg/s320/tempat+injeksi2.jpg

II.5.4.        Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari :
a.          Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b.         Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c.          Baja (stainless steel), (mahal)
d.         Alumunium
e.          Gelas
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai ukuran, biasanya pengukuran ber­dasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (ad­sorbent), sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid sup­port" (padatan pendukung) yang diikat oleh fase diam. `
http://2.bp.blogspot.com/_dfcYFskH5-g/S3oVsyfC9_I/AAAAAAAAAUo/agvhykHahJc/s320/kolom.jpg


II.5.5.        Detektor
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram. Detektor yang umum digunakan:
a.          Detektor hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b.         Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c.          Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d.         Detektor fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e.          Detektor nyala alkali
f.          Detektor spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector – ECD). Pada penetapan ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor ini merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi. Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril, nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol
II.5.6.        Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001).
II.5.7.        Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik  yang dihasilkan detektor dikuatkan oleh rangkaian  elektronik     agar bisa diolah  oleh rekorder atau sistem data. Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran    penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel  dan jenis detektor yang digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central Procesing Unit).



















BAB III
PENUTUP


II.1. Kesimpulan
Setelah kami menyusun makalah ini yang kami jalani selama kurang lebih III (tiga) Minggu, pengetahuan dan keterampilan yang tentunya dapat terus dikembangkan, disebarkan bagi adik‑adik mahasiswa serta dapat diterapkan di dunia profesi keteknisian elektromedik nantinya.
Hal‑hal yang dapat kami simpulkan. antara lain:
1)        Penyusunan mkalah ini merupakan suatu. kegiatan yang sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa untuk menerapkan kemampuan dan keterampilan serta menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan baik secara teori maupun praktek pada saat kuliah.
2)        Dari pelaksanaan penyusunan makalah ini kita juga dapat belajar saling bekerja sama, memupuk rasa kebersamaan, persaudaraan dan silaturahmi baik antara sesama mahasiswa ATEM Muhammadiyah Makasar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar