BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu
wujud dari pendidikan nasional. Salah satu lembaga pendidikan kesehatan
yang tenaganya sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan teknisian medik.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga
berpengaruh secara langsung terhadap bidang kesehatan misalnya saja dengan
semakin majunya teknologi peralatan‑peralatan kesehatan yang bisa membantu
memacu kita untuk dapat menghasilkan suatu tenaga‑tenaga ahli dalam bidang
teknik elektromedik. Kita sebagai penerus yang sekarang ini bernaung di bawah
profesi keteknisian elektromedik di tuntut untuk selalu siap menghadapi dan
memiliki kompetensi yang tinggi untuk mengejar ketinggalan teutama ketinggalan
dari informasi dan pengetahuan tentang perkembangan-perkembangan dari alat‑alat
elektromedik tersebut.
1.1. Latar Belakang
Untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan, ATEM sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga‑tenaga
Ahli Madya di bidang elektromedik berupaya memberikan bekal yang sebaik‑baiknya
kepada mahasiswanya. Salah satunya yaitu dengan mengadakan program penyusunan makalah dan ini merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa
sebagai sayrat bagi keberhasilannya selarna mengenyam pendidikan pada lembaga
tersebut.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk lebih mengembangkan pengetahuan di bidang elektromedik kepada mahasiswa terlebih khususnya alat-alat laboratorium. Dan untuk menambah wawasan atau cakrawala
berpikir mahasiswa serta lebih mendekatkan diri pada dunia kerja sesungguhnya. Karena, apa yang kita dapatkan di bangku kuliah belum tentu
akan didapatkan di dunia kerja.
1.3. Manfaat
Manfaat yang didapatkan selama menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa
menguasai teori yang selama ini didapatkan dikampus ATEM Makassar. Hal ini akan
mampu memperdalam pengetahuan kita dengan penerapan kuliah
langsung praktek terutama pada mata kuliah alat leb lanjut. Penyusunan mkalah ini juga sangat membantu mahasiswa untuk mencari
reverensi-reverensi dari pembuatan modul tigas akhir
menyelesaikan studynya di Akademi Teknik Elektromedik Muhammadiyah Makassar
mengingat keterbatasan yang selama ini kami alami.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.
Pengertian.
Di tahun
1903 Tswett menemukan teknik kromatografi. Teknik ini bermanfaat dalam
penguraian suatu campuran. Definisi kromatografi adalah suatu prosedur
pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi, diperensial dinamis dalam
sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih salah satunya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan
perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi,
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Berdasarkan
kemasan fase diamnya kromatografi terbagi tiga yaitu kromatografi kertas,
kromatografi kolom, dan kromatografi lapisan tipis.
Kromatografi gas sendiri terdiri dari 2 yaitu
kromatografi gas cairan dengan mekanisme pemisahan partisi, teknik kolom dan
nama alat GLC dan kromatografi gas padat dengan mekanisme pemisahan absorbsi,
teknik kolom dan nama alat GSC. Namun GSC jarang
digunakan sehingga pada umumnya yang disebut dengan GC saat ini adalah GLC.
Pada prinsipnya pemisahan dalam GC adalah sisebabkan oleh perbedaan
dalam kemampuan distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam di dalam
kolom pada kecepatan dan waktu yang berbeda.
II.3
Prinsip Kerja
Gas kromatografi menyediakan informasi dari setiap bahan campuran dalam
sampel. Setiap bahan campuran bergerak melalui column oven, karena bahan
campuran gas dapat dipanaskan dan menguap menjadi gas. Pemisahan dan analisis
dari berbagai unsur yang berbeda sesuai dengan standar efisien untuk pengisapan
dalam proses gas campuran bahan yang ditularkan melalui kaca silinder yang
berisi absorbent, yang mungkin membasahi dengan tidak mudah menguap cairan
larutan untuk satu atau beberapa komponen gas. Sebagaian campuran yang
dilewatkan melalui absorbent. Setiap zat yang diserapkan akan menghasilkan fulsa yang berbeda. fulsa inilah yang akan
dibaca oleh
detektor dan hasilnya akan dikuatkan oleh amplifier dan kemudian akan
ditampilkan di monitor.
II.4. Blok
Diagram dan Cara.
II.5. Komponen alat kromatografi gas
Alat GLC atau GC terdiri
atas 7 bagian yang pokok seperti pada gambar, yaitu:
1.
Silinder tempat gas pembawa/pengangkut
2.
Pengatur aliran dan pengatur tekanan
3.
Tempat injeksi cuplikan
4.
Kolom
5.
Detector
6.
Pencatat
7.
Terminal untuk 3, 4 dan 5
Bagian-bagian dari kromatografi gas :
II.5.1.
Gas pengangkut/pemasok gas
Gas
pengangkut (carrier gas) ditempatkan dalam silinder bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar
150 atm. Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara Iansung.
Gas
pengangkut harus memenuhi persyaratan :
a.
Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut, dan material
dalam kolom.
b.
Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
c.
Sesuai/cocok untuk detektor.
d.
Harus mengurangi difusi gas.
Gas-gas
yang sering dipakai adalah : helium, argon, nitrogen, karbon dioksida dan
hidrogen. Gas helium dan
argon sangat baik, tidak mudah terbakar, tetapi sangat mahal. H2 mudah
terbakar, sehingga harus berhati-hati dalam pemakaiannya. Kadang-kadang
digunakan juga C02.
Pemilihan gas pengangkut
atau pembawa ditentukan oleh ditektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi dengan pengatur
tekanan keluaran dan pengukur tekanan. Sebelum masuk ke kromatografi,
(harusnya) ada pengukur kecepatan aliran gas serta sistem penapis molekuler
untuk memisahkan air dan pengotor gas lainnya. Pada dasarnya kecepatan
alir gas diatur melalui pengatur tekanan dua tingkat yaitu pengatur kasar (coarse)
pada tabung gas dan pengatur halus (fine) pada kromatograf. Tekanan gas
masuk ke kromatograf (yaitu tekanan dari tabung gas) diatur pada 10 s.d 50 psi
(di atas tekanan ruangan) untuk memungkinkan aliran gas 25 s.d 150 mL/menit
pada kolom terpaket dan 1 s.d 25 mL/menit untuk kolom kapiler.
II.5.2. Pengatur
aliran dan pengatur tekanan
Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5 atm, dan mengalirkan
massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk dari kolom
diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini disebabkan,
kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan atmosfir biasa.
Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh thermostat,
maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga.
Demikian juga
komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap yang disebut waktu
penahanan (the retention time), tR. Karena kecepatan gas
tetap, maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas
pengangkut = volume penahanan (the retention volume), vr. Kecepatan
gas akan mempengaruhi effisiensi kolom.
Harga-harga yang umum untuk
kecepatan gas untuk kolom yang memiliki diameter luar.
1/4" O.D : kecepatan gas
75 ml/min
1/8" O.D : kecepatan gas
25 ml/min.
II.5.3.
Tempat injeksi (The injection port)
Dalam
pemisahan dengan GLC cuplikan harus dalam bentuk fase uap. Gas dan uap dapat dimasukkan secara
langsung. Tetapi kebanyakan senyawa organik berbentuk cairan dan padatan.
Hingga dengan demikian senyawa yang berbentuk cairan dan padatan pertama-tama
harus diuapkan. Ini membutuhkan pemanasan sebelum masuk dalam kolom. Panas itu
terdapat pada tempat injeksi seperti pada gambar 9. bagan injektor.
Tempat
injeksi dari alat GLC selalu dipanaskan. Dalam kebanyakan alat, suhu dari tempat injeksi
dapat diatur. Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah batiwa suhu
tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari cuplikan
yang mempunyai titik didih yang paling tinggi. Bila kita tidak mengetahui titik
didih komponen dari cuplikan maka kita harus mencoba-coba. Sebagai tindak
lanjut suhu dari tempat injeksi dinaikkan. Jika puncak-puncak yang diperoleh
lebih baik, ini berarti bahwa suhu percobaan pertama terlalu rendah. Namun
demikian suhu tempat injeksi tidak boleh terlalu tinggi, sebab kemungkinan akan
terjadi perubahan karena panas atau penguraian dari senyawa yang akan
dianalisa.
Cuplikan dimasukkan ke dalam
kolom dengan cara menginjeksikan melalui tempat injeksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
pertolongan jarum injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe".
Perlu
diperhatikan bahwa kita tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak,
karena GC sangat sensitif. Biasanya
jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada waktu kita mengadakan analisa 0,5 -50
ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk cairan seperti pada gambar di bawah.
II.5.4.
Kolom
Kolom
merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari kolom dapat lurus, bengkok, misal
berbentuk V atau W, dan kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah
kumparan. Kolom selalu merupakan bentuk tabung. Tabung ini dapat terbuat dari :
a.
Tembaga (murah dan mudah diperoleh)
b.
Plastik (teflon), dipakai pada suhu yang tidak terlalu tinggi.
c.
Baja (stainless steel), (mahal)
d.
Alumunium
e.
Gelas
Panjang
kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom mempunyai berbagai ukuran,
biasanya pengukuran berdasarkan diameter dalam dari kolom gelas yaitu antara
0,3 mm hingga 5 min. Kebanyakan
kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan diameter luar (OD) dari I/S
atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC kolom diisi dengan penyerap (adsorbent),
sedangkan pada GLC kolom diisi dengan "solid support" (padatan
pendukung) yang diikat oleh fase diam. `
II.5.5.
Detektor
Detektor berfungsi sebagai
pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari kolom secara
terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi. Detektor harus dapat dipercaya dan mudah digunakan. Fungsi umumnya
mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik kemudian
arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Detektor yang umum digunakan:
a. Detektor
hantaran panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
b. Detektor ionisasi
nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
c. Detektor
penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
d. Detektor
fotometrik nyala (Falame Photomertic Detector _FPD)
e. Detektor
nyala alkali
f. Detektor
spektroskopi massa
Detektor yang peka terhadap
senyawa organik yang mengandung fosfor adalah FID, ECD, dan FPD. Detektor
penangkap elektron (Electron Capture Detector – ECD). Pada penetapan
ini, digunakan detektor penangkap elektron. Detektor
ini merupakan modifikasi dari FID yaitu pada bagian tabung ionisasi. Dasar dari
ECD ialah terjadinya absorbsi e- oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap
e- bebas (senyawa-senyawa elektronegatif). Dalam detektor gas terionisasi oleh
partikel yang dihasilkan dari 3H atau 63Ni. Detektor ini
mengukur kehilangan sinyal ketika analit terelusi dari kolom kromatografi.
Detektor ini peka terhadap senyawa halogen, karbonil terkoyugasi, nitril,
nitro, dan organo logam, namun tidak peka terhadap hidrokarbon, ketone, dan alkohol
II.5.6.
Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah
oven dalam instrumen. Suhu oven harus diatur dan
sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase
diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut pada suhu tinggi dan bisa
mengalir terlalu cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah (Hendayana, 2001).
II.5.7.
Rekorder
Rekorder berfungsi sebagai
pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui elektrometer menjadi
bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh
dapat dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan
cara membandingkan waktu retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area
maupun tinggi dari kromatogram (Hendayana, 2001). Sinyal analitik yang dihasilkan detektor
dikuatkan oleh rangkaian elektronik agar bisa
diolah oleh rekorder atau sistem data. Sebuah rekorder bekerja dengan
menggerakkan kertas dengan kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut
dipasangkan pena yang digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga
posisinya akan berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran
penguat sinyal detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk
pik-pik dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor
yang digunakan.
Rekorder biasanya dihubungkan dengan
sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit pengintregrasi yang bekerja
dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh
detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik
atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan
pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan melanjutkan
sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU, Central
Procesing Unit).
BAB III
PENUTUP
II.1. Kesimpulan
Setelah kami menyusun makalah ini yang kami jalani selama kurang lebih III (tiga) Minggu, pengetahuan dan keterampilan yang tentunya dapat
terus dikembangkan, disebarkan bagi adik‑adik mahasiswa serta dapat diterapkan
di dunia profesi keteknisian elektromedik nantinya.
Hal‑hal yang dapat kami simpulkan. antara lain:
1)
Penyusunan
mkalah ini merupakan suatu.
kegiatan yang sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa untuk menerapkan
kemampuan dan keterampilan serta menambah pengalaman dan pengetahuan dalam
penerapan baik secara teori maupun praktek pada saat kuliah.
2)
Dari
pelaksanaan penyusunan makalah ini kita juga dapat belajar saling bekerja sama, memupuk rasa kebersamaan, persaudaraan dan
silaturahmi baik antara sesama mahasiswa ATEM Muhammadiyah Makasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar