BLOOD GAS ANALISER
1.Pengertian
Blood gas analiser adalah suatu alat
laboratorium yang berfungsi untuk mengukur pH, PCO2, PO2, HCO3, BE ( base
Exess) dan O2 saturasi dalam darah. Blood gas analiser disebut juga denagn ABG
yaitu Arterial Blood Gas hal ini karena darah yang diambil untuk diperiksa
biasanya dari arteri. Pada blood gas analiser yang terpenting ada tiga
pengukuran parameter yang terpisah dan
pada alat tersebut dilengkapi dengan tiga elektrode yang berguna untuk mengukur
PH, PCO2, dan PO2. Tetapi disamping itu
juga dilengkapi dengankolorimeter/spektrofotometer untuk mengukur kadar Hb yang
ada hubungannya dengan kadar O2 dalam darah. Sedangkan untuk HCO3, BE dan O2
saturasi bisa diketahui karena ada hubungan langsung dengan hasil pengukuran dari
PH, PCO2 dan PO2
2. Macam macam elektrode
1) Elektroda Referensi
Elektroda yang
digunakan adalah elektroda kalomel sebagai eksternal elektroda yang terbuat
dari metal merkuri (Hg) dilapisi dengan kolamel (Hg2Cl2) dan terendam dalam
larutan elektrolit yang mengandung ion Cl- dan Hg+. Elektroda kolamel dipakai
sebagai elektroda referensi untuk pengukuran pH.
Dan sebagai elektroda
internal dipergunakan elektroda perak/perak klorida yang terdiri dari sepotong
kawat perak yang dilapisi dengan perak klorida dan direndam dalam larutan AgCl
jenuh.
Elektroda Ag/AgCl ini sebagai elektroda
referensi untuk pengukuran pO2 dan pCO2. Potensial energi dari ke 2 elektroda ini
tergantung dari aktifitas ion Cl- dalam larutan KCl.
2) Elektroda pH
Elektroda yang
dipergunakan adalah elektroda gelas yang terdiri dari tabung membran yang
sensitif terhadap ion H+. Elektroda gelas ini harus senantiasa dibenamkan dalam
H2O agar permukaan gelas senantiasa tertutup air sehingga akan selalu terjadi
kesetimbangan antara logam atau ion alkali dari gelas dengan ion-ion H3O+ dalam
air dapat dipertahankan.
Menurut Handerson
Haselbalch ada hubungan antara pH, PCO2, HCO3 dan BE dalam darah.
CO2 + H2O H2CO3 H+ +
HCO3
PH = pKa + Log HCO 3/ 0,03 x P CO2
Dengan
demikian jelas bahwa ada hubungan antara derajat keasaman ph dengan factor
elektris.
Cara
pengukurannya sama dengan mengukur ph suatu larutan. Elektrode reference yang
dipakai biasanya electrode Ag/AgCl. Sedangkan electrode pengukur biasanya
memakai electrode gelas pada cantoh gambar digunakan electrode lithium.
3) Elektroda pCO2
Elektroda ini terdiri
dari elektroda pH gelas yang dipisahkan dari sampel dengan menggunakan larutan
jenuh dari suatu elektrolit dan membran permeabel dengan elektroda referensi
Ag/AgCl. Untuk pengukuran jumlah CO2 dalam darah.
Cara pengukuran PCO2
dilakukan dengan electrode PCO2 khusus,
berdasarkan metode dari “ Stow
dan Severinghous”. Electrode PCO2 terdiri dari glas PH electrode yang
dipisahkan dari sample oleh spacer saturated ( larutan jenuh) reference
electrode dan membrance semipermiable sebagai reference electrode digunakan
electrode Ag/Ag Cl . Ph filing solution akan mengubah PCO2 dari sample darah
secara difusi melalui permeable membrance, sehingga merubah ph didalam larutan
jenuh. Output dari PCO2 elektrode kemudian dikalibrasi dengan standart gas
CO2 yang telah diketahui .
4) Elektroda pO2
Elektroda ini terdiri
dari katoda yang berupa sepotong platinum tipis 25 mikro dan anoda yang berupa
sepotong perak/perak klorida yang direndam pada larutan buffer phospat dan KCl.
Katoda ini menjaga agar potensial tetap –0,6 volt terhadap anoda yang
dipisahkan dari sampel oleh membran pemeabel O2. Fungsi dari elektroda ini
tergantung dari reduksi O2 pada katoda.
Cara kerjanya
Potensial listrik yang
dihasilkan antara kedua electrode kurang 700 mV
Oksigen dari darah
melalui membrance permeable masuk kedalam
filling solution dan ini akan mengurangi tegangan yang dihasilkan oleh
katoda. Begitu pula yang terjadi pada anoda. Ag akan dioksidasi. Besarnya arus
yang dihasilkan menunjukkan tergantung dari jumlah tekanan partial O2 dalam
darah sample.
pH (7.35 - 7.45)
»
acidemia
»
alkalemia
l
pO2 (80 - 100 mm Hg)
»
hypoxemia
»
infants (40 - 70 mm Hg)
»
60 y.o.. (80 - (Hgb - age
greater than 60)
l
pCO2 (35 - 45 mm Hg)
»
normal
»
respiratory acidosis
»
respiratory alkalosis
l
HCO3 (22 - 26 mm Hg)
»
normal
»
metabolic acidosis
»
metabolic alkalosis
3
Prosedur tetap pengoperasian
3.1.
Prasarat
1) SDM terlatih dan siap
2) Catu daya sesuai kebutuhan alat.
3) Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan
pembumian
4). alat laik pakai
5) Aksesoris lengkap dan baik
6) Bahan operasional tersedia
3.2.Persiapan
1) tempatkan alat pada meja kerja
2) lepaskan penutup debu
3) Siapkan aksesoris
4) Siapkan bahan aksesoris.
5) Hubungkan alat ke terminal pembumian.
3.3.Pemanasan
1) Hubungkan alat dengan catu daya.
2) Hidupkan alat dengan menekan memutar tombol
ON/OFF ke posisi ON
3) Lakukan pemanasan secukupnya.
3.4. Pelaksanaan
1).Copotlah
reference cap dan referensi internal eletroda dengan memakai cateter
tubing yang diletakkan pada syringe,
sedotlah dan buang cairan dari dalam reference
shell assy.
2)
Isilah reference shell assy dan cairan 4M KCl yang baru sebanyak 0,4 cc,
kemudian
kembalikan kedua reference tersebut ke
tempatnya.
3)
Periksa aliran dari kedua gas.
4) Gantilah membran pH reference
shell assy.
5)
Suntikkan elektroda cleanning solution ke dalam
sampel chamber selama 5-10 menit.
6)
Cek permukaan air di dalam humidifer, bila perlu
tambahkan.
7) Membran pCO2 dan pO2 elektroda
hendaknya diganti sebulan sekali.
8)
Pada Blood Gas Analyzer tipe 165, harus dilakukan
pengecekan vacuum sistemnya.
3.5.Pengemasan
dan penyimpanan
1)
matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF
2)
Lepaskan kuvet yang berisi sample dari tempatnya.
3)
lepaskan hubungan alat dari catu daya.
4)
lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
5)
bersihkan alat.
6)
Pasang penutup debu.
7)
kembaikan alat ke tempat penyimpanan.
8).
Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan.
4.Prosedur tetap pemeliharaan
alat
4.1.Prasarat
1) SDM, tehnisi terlatih
2) Peralatan kerja lengkap
3) Dokumen tehnis penyerta lengkap
4) Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia.
5) mekanisme kerja jelas.
4.2. Persiapan
1). Siapkanperintah kerja
2) Siapkan formulir laporan kerja.
3) Siapkan dokumen tehnis penyerta.
- Servis manual.
- Wiring diagram
4) Siapkan peralatan kerja.
-Tool set
elektronik
- Tool set mekanik
-multimeter.
-Leakage Current meter.
-Vacum
cleaner
5) Siapkan
bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu:
- Contact cleaner
-kain lap halus dan kapas.
-Cairan pembersih
-Amplas.
- lampu indikator
- Cairan standart
6) Pemberitahuan kepada pengguna.
4.3. Pelaksanaan
No
|
Kegiatan pemeliharaan
|
Periode
|
1.
2.
3.
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu
Cek kipas angin, indikator, display, tranduser
dari kerusakan dan keausan, perbaiki bila perlu.
Cek fungsi alat perekam
Cek dan periksa sistem alarm, perbaiki bila
perlu.
Cek sistem pendinginan kipas angin dan filter,
lakukan pembersihan dan pelumasan seperlunya.
Cek dan bersihkan dan lumasi kabel slide dan
kontrol bila menggunakan sistem perekam.
Cek ketepatan operasional seluruh fungsi moda
Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
Lakukan pengukuran arus bocor
Lakukan uiji kinerja alat
|
1 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
3 bulan
5
bulan
1 tahun
1 tahun
1 tahun
3 bulan
|
4.4. pencatatan
1) isi kartu pemeliharaan
alat
2). Isi formulir laporan
kerja.
3) User menanda tangani
laporan kerja dan alat disearahkan kembali kepada user.
4.5. Pengemasan
alat kerja dan dokumen tehnis penyerta.
1).Cek alat kerja dan
sesuaikan dengan catatan.
2).Cek dan rapihkan
dokumen tehnis penyerta.
3).Kembalikan alat
kerja dan dokumen tehnis penyerta ke tempat semula.
4.6.Pelaporan
laporkan
hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar