Rabu, 07 Januari 2015

BLOOD GAS ANALIZER


BLOOD GAS ANALISER
1.Pengertian 
 Blood gas analiser adalah suatu alat laboratorium yang berfungsi untuk mengukur pH, PCO2, PO2, HCO3, BE ( base Exess) dan O2 saturasi dalam darah. Blood gas analiser disebut juga denagn ABG yaitu Arterial Blood Gas hal ini karena darah yang diambil untuk diperiksa biasanya dari arteri. Pada blood gas analiser yang terpenting ada tiga pengukuran parameter  yang terpisah dan pada alat tersebut dilengkapi dengan tiga elektrode yang berguna untuk mengukur PH, PCO2, dan PO2. Tetapi  disamping itu juga dilengkapi dengankolorimeter/spektrofotometer untuk mengukur kadar Hb yang ada hubungannya dengan kadar O2 dalam darah. Sedangkan untuk HCO3, BE dan O2 saturasi bisa diketahui karena ada hubungan langsung dengan hasil pengukuran dari PH, PCO2 dan PO2
2. Macam macam elektrode
1)      Elektroda Referensi
Elektroda yang digunakan adalah elektroda kalomel sebagai eksternal elektroda yang terbuat dari metal merkuri (Hg) dilapisi dengan kolamel (Hg2Cl2) dan terendam dalam larutan elektrolit yang mengandung ion Cl- dan Hg+. Elektroda kolamel dipakai sebagai elektroda referensi untuk pengukuran pH.
Dan sebagai elektroda internal dipergunakan elektroda perak/perak klorida yang terdiri dari sepotong kawat perak yang dilapisi dengan perak klorida dan direndam dalam larutan AgCl jenuh.
      Elektroda Ag/AgCl ini sebagai elektroda referensi untuk pengukuran pO2 dan pCO2. Potensial energi dari ke 2 elektroda ini tergantung dari aktifitas ion Cl- dalam larutan KCl.
2)      Elektroda pH
Elektroda yang dipergunakan adalah elektroda gelas yang terdiri dari tabung membran yang sensitif terhadap ion H+. Elektroda gelas ini harus senantiasa dibenamkan dalam H2O agar permukaan gelas senantiasa tertutup air sehingga akan selalu terjadi kesetimbangan antara logam atau ion alkali dari gelas dengan ion-ion H3O+ dalam air dapat dipertahankan.
Menurut Handerson Haselbalch ada hubungan antara pH, PCO2, HCO3 dan BE  dalam darah.
CO2 + H2O             H2CO3                H+      +   HCO3
PH = pKa + Log HCO 3/ 0,03 x P CO2
Dengan demikian jelas bahwa ada hubungan antara derajat keasaman ph dengan factor elektris.
Cara pengukurannya sama dengan mengukur ph suatu larutan. Elektrode reference yang dipakai biasanya electrode Ag/AgCl. Sedangkan electrode pengukur biasanya memakai electrode gelas pada cantoh gambar digunakan electrode lithium.
3)      Elektroda pCO2
Elektroda ini terdiri dari elektroda pH gelas yang dipisahkan dari sampel dengan menggunakan larutan jenuh dari suatu elektrolit dan membran permeabel dengan elektroda referensi Ag/AgCl. Untuk pengukuran jumlah CO2 dalam darah.
Cara pengukuran PCO2 dilakukan  dengan electrode PCO2 khusus, berdasarkan metode dari “ Stow dan Severinghous”. Electrode PCO2 terdiri dari glas PH electrode yang dipisahkan dari sample oleh spacer saturated ( larutan jenuh) reference electrode dan membrance semipermiable sebagai reference electrode digunakan electrode Ag/Ag Cl . Ph filing solution akan mengubah PCO2 dari sample darah secara difusi melalui permeable membrance, sehingga merubah ph didalam larutan jenuh. Output dari PCO2 elektrode kemudian dikalibrasi dengan standart gas CO2  yang telah diketahui .
4)      Elektroda pO2
Elektroda ini terdiri dari katoda yang berupa sepotong platinum tipis 25 mikro dan anoda yang berupa sepotong perak/perak klorida yang direndam pada larutan buffer phospat dan KCl. Katoda ini menjaga agar potensial tetap –0,6 volt terhadap anoda yang dipisahkan dari sampel oleh membran pemeabel O2. Fungsi dari elektroda ini tergantung dari reduksi O2 pada katoda.
Cara kerjanya
Potensial listrik yang dihasilkan antara kedua electrode kurang 700 mV
Oksigen dari darah melalui membrance permeable masuk kedalam  filling solution dan ini akan mengurangi tegangan yang dihasilkan oleh katoda. Begitu pula yang terjadi pada anoda. Ag akan dioksidasi. Besarnya arus yang dihasilkan menunjukkan tergantung dari jumlah tekanan partial O2 dalam darah sample.
pH             (7.35 - 7.45)
»        acidemia
»        alkalemia
l          pO2           (80 - 100 mm Hg)
»        hypoxemia
»        infants      (40 - 70 mm Hg)
»        60 y.o..      (80 - (Hgb - age greater than 60)
l          pCO2       (35 - 45 mm Hg)
»        normal
»        respiratory acidosis
»        respiratory alkalosis
l          HCO3      (22 - 26 mm Hg)
»        normal
»        metabolic acidosis
»        metabolic alkalosis
3              Prosedur tetap pengoperasian
3.1. Prasarat
1) SDM terlatih dan siap
2) Catu daya sesuai kebutuhan alat.
3) Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian
4). alat laik pakai
5) Aksesoris lengkap dan baik
6) Bahan operasional tersedia
3.2.Persiapan
1) tempatkan alat pada meja kerja
2) lepaskan penutup debu
3) Siapkan aksesoris
4) Siapkan bahan aksesoris.
5) Hubungkan alat ke terminal pembumian.
3.3.Pemanasan
1) Hubungkan alat dengan catu daya.
2) Hidupkan alat dengan menekan memutar tombol ON/OFF ke posisi ON
3) Lakukan pemanasan secukupnya.
3.4. Pelaksanaan
1).Copotlah reference cap dan referensi internal eletroda dengan memakai cateter
    tubing yang diletakkan pada syringe, sedotlah dan buang cairan dari dalam reference
    shell assy.
2) Isilah reference shell assy dan cairan 4M KCl yang baru sebanyak 0,4 cc, kemudian
     kembalikan kedua reference tersebut ke tempatnya.
3)      Periksa aliran dari kedua gas.
4)      Gantilah membran pH reference shell assy.
5)      Suntikkan elektroda cleanning solution ke dalam sampel chamber selama 5-10 menit.
6)      Cek permukaan air di dalam humidifer, bila perlu tambahkan.
7)      Membran pCO2 dan pO2 elektroda hendaknya diganti sebulan sekali.
8)      Pada Blood Gas Analyzer tipe 165, harus dilakukan pengecekan vacuum sistemnya.
3.5.Pengemasan dan penyimpanan
1) matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF
2) Lepaskan kuvet yang berisi sample dari tempatnya.
3) lepaskan hubungan alat dari catu daya.
4) lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
5) bersihkan alat.
6) Pasang penutup debu.
7) kembaikan alat ke tempat penyimpanan.
8). Catat beban kerja alat dalam jumlah pemeriksaan.
4.Prosedur tetap pemeliharaan alat
4.1.Prasarat
1) SDM, tehnisi terlatih
2) Peralatan kerja lengkap
3) Dokumen tehnis penyerta lengkap
4) Bahan pemeliharaan dan material bantu tersedia.
5) mekanisme kerja jelas.
4.2. Persiapan
1). Siapkanperintah kerja
2) Siapkan formulir laporan kerja.
3) Siapkan dokumen tehnis penyerta.
- Servis manual.
- Wiring diagram
4) Siapkan peralatan kerja.
-Tool  set elektronik
- Tool set mekanik
-multimeter.
-Leakage Current meter.
-Vacum cleaner
 5) Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu:
- Contact cleaner
-kain lap halus dan kapas.
-Cairan pembersih
-Amplas.
- lampu indikator
- Cairan standart
6) Pemberitahuan kepada pengguna.
4.3. Pelaksanaan
No
Kegiatan pemeliharaan
Periode
1.
2.
3.

4
5
6

7

8
9
10
11
Cek dan bersihkan seluruh bagian alat
Cek sistem catu daya, perbaiki bila perlu
Cek kipas angin, indikator, display, tranduser dari kerusakan dan keausan, perbaiki bila perlu.
Cek fungsi alat perekam
Cek dan periksa sistem alarm, perbaiki bila perlu.
Cek sistem pendinginan kipas angin dan filter, lakukan pembersihan dan pelumasan seperlunya.
Cek dan bersihkan dan lumasi kabel slide dan kontrol bila menggunakan sistem perekam.
Cek ketepatan operasional seluruh fungsi moda
Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat
Lakukan pengukuran arus bocor
Lakukan uiji kinerja alat

1 bulan
3 bulan
3 bulan

3 bulan
3 bulan
3 bulan

5        bulan

1 tahun
1 tahun
1 tahun
3 bulan
4.4. pencatatan
1) isi kartu pemeliharaan alat
2). Isi formulir laporan kerja.
3) User menanda tangani laporan kerja dan alat disearahkan kembali kepada user.
4.5. Pengemasan alat kerja dan dokumen tehnis penyerta.
1).Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan.
2).Cek dan rapihkan dokumen tehnis penyerta.
3).Kembalikan alat kerja dan dokumen tehnis penyerta ke tempat semula.
4.6.Pelaporan
laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar