Kamis, 08 Januari 2015
PROGRAM LED SWITH AT89S51
org 0h
CekP20:
JB P2.7,CekP21 ; Menguji bit P2.0, apakah adalah logika '1'
call RLeft ; Jika P2.0=0, maka LED putar kiri
; sjmp CekP20 ; jump forever to CekP20
CekP21:
JB P2.6,CekP20 ; Menguji bit P2.1, apakah adalah logika '1'
call RRight ; Jika P2.1=0, maka LED putar kanan
sjmp CekP20 ; jump forever to CekP2.0
;======================================================
;Subrutin ini digunakan untuk menggerakkan LED Ke Kanan
;======================================================
RLeft:
mov A,#11111110b ;send data 11111110 to Acc FE
RLeft1: mov P0,A ;send data A to P0
call delay ;call delay time
JB P2.6,RLeft2 ;Menguji bit P2.1, apakah adalah logika '1'
sjmp EndRLeft ;Jika P2.1=0, maka lompat ke EndRLeft
RLeft2: RL A ;data A di putar ke kiri
sjmp RLeft1 ;lompat ke Rleft1
EndRLeft:
ret
;
;====================================================
;Subrutin ini digunakan untuk menggerakkan LED Ke Kiri
;====================================================
RRight:
mov A,#01111111b ;send data to Acc
RRight1:
mov P0,A ;send data to P0
call delay ;call delay time
JB P2.7,RRight2 ;Menguji bit P2.0, apakah adalah logika '1'
sjmp EndRRight ;Jika P2.0=0, maka lompat ke EndRRight
RRight2:
RR A ;data A putar ke kanan
sjmp RRight1 ;lompat ke Rright1
EndRRight:
ret
;=============================================
;subroutine delay time
;=============================================
delay: mov R1,#255 ; 255 dicopykan ke R1
del1: mov R2,#255 ; 255 dicopykan ke R2
del2: djnz R2,del2 ; kurangkan isi dari R2 dengan 1 dan lompat ke del2 jika tidak 0
djnz R1,del1 ; kurangkan isi dari R1 dengan 1 dan lompat ke del1 jika tidak 0
ret ; kembali, dan perintah call selesai
end
PROGRAM 7 SEGMEN AT89S51
Org 0h
ratusan equ 30h
puluhan equ 31h
satuan equ 32h
;
start:
mov R7,#1 ;inisialisasi data setting
Setup:
mov A,R7 ;simpan data R7 ke A
call bin2dec
call display2sevensegmen
jnb p2.0,getout ;bila sw1(P2.0) ditekan mk getout(selesai)
jb P2.1,SetDn ;bila sw2(P2.1) ditekan mk INC R7
inc R7 ;R7:=R7+1
acall delay ;waktu tunda lama penekanan tombol
cjne R7,#100d,setup ;deteksi apakah setting=100d
mov R7,#1 ;reset R7 -> 1
sjmp Setup
;
SetDn:
Mov A,R7 ;simpan data R7 ke A
call bin2dec
call display2sevensegmen
jnb P2.0,getout ;bila sw1(P2.0) ditekan mk getout(selesai)
jb p2.2,Setup ;bila sw2(P2.1) ditekan mk INC R7
dec R7 ;R7:=R7-1
acall delay ;waktu tunda lama penekanan tombol
cjne R7,#0d,setDn;deteksi apakah setting=0d
mov R7,#99d ;reset R7 -> 99
sjmp Setdn
getout:sjmp getout
;
Display2SevenSegmen:
mov A,puluhan
mov DPTR,#Data7segmen
movc A,@A+DPTR
mov P0,A
clr P3.5 ;
Setb P3.6
Setb P3.7
call delay
;
mov A,satuan
mov DPTR,#Data7segmen
movc A,@A+DPTR
mov P0,A
Setb P3.5 ;
Setb P3.6
Setb P3.7
call delay
ret
;
Bin2Dec:
mov b,#100d
div ab
mov ratusan,a
mov a,b
mov b,#10d
div ab
mov puluhan,a
mov satuan,b
ret
;
delay: mov R0,#0
delay1:mov R2,#0fh
djnz R2,$
djnz R0,delay1
ret
;
Data7segmen:
db 11000000b,11111001b,10100100b,10110000b,10011001b
db 10010010b,10000010b,11111000b,10000000b,10010000b
end
PROGRAM LCD NAMA NIM ANIMASI GESER KANAN KE KIRI AT8951
; PROGRAM LCD MENAMPILKAN NAMA N NIM ANIMASI GESER KANAN KE KIRI
; CREATED BY A.MUHAMMAD REZKY SULFAJRI
;
geserL equ 00011011b ; 0 0 0 1 S/C R/L X X
geserR equ 00011111b ; 0 0 0 1 S/C R/L X X
org 0h
call init_LCD
start: call write_char1
call write_char2
call geser
sjmp start
;
geser:
mov R6,#40 ;R7 = 40; geser sebanyak 40 karakter
lagi: mov R1,#geserL ;R1 = Geser Left
call write_inst
call Ldelay
djnz R6,lagi ;R7=R7-1, jika R7 ? 0 maka lompat ke lagi
write_char1:
mov dptr,#word1 ;DPTR = [ address word1 ]
mov r3,#16 ;R3=16,number character to be display
mov r1,#80h ;R1=80h,address DDRAM start position
call write_inst
;
write1:clr a ; A = 0
movc a,@a+dptr ; A = [A+ DPTR]
mov r1,A ; R1 = A
inc dptr ; DPTR = DPTR +1
call write_data;
djnz r3,write1 ; R3 = R3-1,
ret
;
write_char2:
mov dptr,#word2 ;DPTR = [ address word1 ]
mov r3,#16 ;R3=16,number character to be display
mov r1,#0C0h ;R1=0C0h,address DDRAM start position
call write_inst
;
write2:clr a ; A = 0
movc a,@a+dptr ; A = [A+ DPTR]
mov r1,A ; R1 = A
inc dptr ; DPTR = DPTR +1
call write_data;
djnz r3,write2 ; R3 = R3-1,
ret
Init_lcd:
mov r1,#00000001b ;Display clear
call write_inst ;
mov r1,#00111000b ;Function set,Data 8 bit,2 line font 5x7
call write_inst ;
mov r1,#00001100b ;Display on,cursor off,cursor blink off
call write_inst ;
mov r1,#00000110b ;Entry mode, Set increment
call write_inst
ret
;
Write_inst:
clr P3.6 ; RS = P2.0 = 0, write mode instruction
mov P0,R1 ; D7 s/d D0 = P0 = R1
setb P3.7 ; EN = 1 = P2.1
call delay ; call delay time
clr P3.7 ; EN = 0 = P2.1
ret
;
Write_data:
setb P3.6 ; RS = P2.0 = 1, write mode data
mov P0,R1 ; D7 s/d D0 = P0 = R1
setb P3.7 ; EN = 1 = P2.1
call delay ; call delay time
clr p3.7 ; EN = 0 = P2.1
ret
;
Ldelay: mov R2,#010h
Ld1: acall delay
djnz R2,Ld1
ret
delay: mov R0,#0
delay1: mov R7,#35H
djnz R7,$
djnz R0,delay1
ret
;
word1: DB 'A.REZKY SULFAJRI' ; here is the data to be look up
;
word2: DB ' NIM : 13.010 ';
end
SOFTWARE NIM BERJLAN MIKROKONTROLEL AT8951
org 0h
start:
clr p3.5
clr p3.6
clr p3.7
mov p0,#11001111b
call delay
;
setb p3.5
clr p3.6
clr p3.7
mov p0,#10100100b
call delay
;
clr p3.5
setb p3.6
clr p3.7
mov p0,#10111111b
call delay
;
setb p3.5
setb p3.6
clr p3.7
mov p0,#11000000b
call delay
;
clr p3.5
clr p3.6
setb p3.7
mov p0,#10010010b
call delay
;
setb p3.5
clr p3.6
setb p3.7
mov p0,#10100100b
call delay
sjmp start
;=====================
;fdfgcdhn
;=====================
delay: mov R1,#255
del1: mov R2,#255
del2: djnz R2,del2
djnz R1,del1
ret
end
KALIBRASI DAN PENGUJIAN
KALIBRASI DAN PENGUJIAN
II. Arti
Kalibrasi dan Pengujian
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk
menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan atau bahan ukur. Pengujian adalah keseluruhan tindakan
yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat ukur
dengan standar untuk satuan ukur yang sesuai guna menetapkan sifat ukurnya (
sifat metrologik ) atau menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. Sedangkan
alat ukur adalah semua peralatan yang di gunakan untuk
mengukur, memeriksa atau memeriksa cuplikan untuk menentukan keberlakuan
standar yang mampu menampilkan objek besaran, dipergunakan untuk mengetahui
kebenaran suatu besaran dari bahan ukur. Alat ukur yang di pergunakan dalam
pelaksanaan pengujian atau kalibrasi alat kesehatan, berupa alat ukur besaran
dasar maupun alat ukur besaran turunan.
Dalam hal kalibrasi
dan pengujian, ketidakpastaian pengukuran dan nilai koreksi alat merupakan
suatu faktor yang penting dalam menentukan hasil pengukuran yang sebenarnya. Di
BPFK Makassar telah menggunakan program computer dalam menentukan nilai
ketidakpastian dan faktot koreksi pengikuran.
PENGENALAN ALAT
2.1. Alat Kalibrasi dan
Alat Medik
1.
Incubator Analizer : Alat
Kalibrasi Incubator
2.
SPO2 Simulator dan Multipart :
Alat kalibrasi pasien monitor
3.
BP Pump : Alat kalibrasi
Tensimeter
4.
Universal Biomet : Alat
kalibrasi suction Pump dan Tensimeter
5.
IDA-2dan IDA-4 (Infusion Device
Analizer) : Alat kalibrasi Infus Pump dan Syringe Pump
6.
Gas Flow Analizer : Alat
kalibrasi Flow Analizer
7.
Digital Tachometer : Alat
kalibrasi Centrifuge
8.
Precision Termometer : Alat
pengukur suhu ruangan
9.
Thermocouple Thermometer : Alat
kalibrasi Waterbath
10.
Lux Meter : Alat kalibrasi
lampu operasi
11.
ISA ( International Safety
Analizer) : Alat kalibrasi kebocoran Arus listrik pada selungkup alat
12.
ThermoHygrometer
Thermometer : Alat pengukur suhu & kelembaban ruangan.
13.
Devibrilator Analyzer: Alat
kalibrasi devibrilator.
14.
Elektrosurgery Analizer Digital
dan manual: Alat kalibrasi Couter
atau ESU.
15.
Ultrasound Wattmeter: Alat
Kalibrasi Ultrasound.
16.
Survey Meter: Alat kalibrasi
paparan radiasi.
17.
ECG Simulator: Alat kalibrasi
ECG.
18.
Olimpit Billimeter: Alat
kalibrasi Foto Theraphy Radiometer.
19.
Audio Meter Analizer: Alat
kalibrasi Audio Meter.
20.
Preggaus Meter: Alat Kalibrasi
tekanan dengan media oli.
21.
Resistansi Box: Alat kalibrasi
Elektro Simulator.
22.
Insulation Tester: Alat
kalibrasi Tahanan dan Tegangan.
23.
RAM ION DIG: Alat pendeteksi Sinar-X.
24.
Universal Biometer: Alat
kalibrasi Suction pump dan tensi meter.
25.
High Perfomacemas Meter: Alat
pengukur Trafo Tegangan Tinggi/ HTT.
26.
Multifunction Meter: Alat
Kalibrasi X-Ray, Fluoroscopy, dan Radiografhy.
27.
Digital Expose Timer: Alat
Pengukur Waktu Pada X-Ray (KV, MA, S).
28.
Anak Timbangan Standar: Alat
Kalibrasi Analitik Balance.
29.
Traction Forcegauge: Alat
Kalibrasi Traksi/ patah tulang.
II.1. Laboratorium Suhu
Labiratorium suhu
adalah salah satu laboratorium yang ada di BPFK Makassar yaitu tempat alat –
alat kesehatan yang dalam penggunaannya menggunakan suhu atau keluarannya alat
tersbut adalah satuan suhu seperti o C atau oF.
Ada beberapa alat –
alat kesehatan yang berada dalam laboratorium suhu seperti
1. Water bath berfungsi untuk
mensterilkan alat – alat operasi seperti gunting, pinset dan lain – lain.
2. Incubator Bacteri berfungsi untuk mengembang biakkan bakteri atau
menjaga suhu tubuh bakteri agar tidak mati.
3. Incubator Bayi berfungsi untuk merawat bayi yang lahir secara
premature.
4.. Auto clave berfungsi untuk mensterilkan alat – alat operasi pada
suhu 121 OC
Adapun alat – alat kalibrasinya yang di gunakan untuk
mengkalibrasi alat – alat kesehatan yang ada
di dalam laboratorium suhu yaitu;
1. Thermocuple Type K.
2. Incu analyzer.
3. Thermocuple Type K.
4. Incu analyzer.
II.2.
Laboratorium Tekanan
Labiratorium tekanan adalah salah satu laboratorium yang ada di BPFK
Makassar yaitu tempat alat – alat kesehatan yang dalam penggunaannya
menggunakan tekanan udara.
Bebearapa alat - alat
kesehatan pada laboratorium tekanan seperti.
1. Sphygmomanometer
berfungsi untuk mengukur tekanan darah.
2. Suction unit berfungsi untuk mengisap cairan atau lender yang
tidak berguna lagi bagi tubuh manusia.
3. Blood pressure monitor berfungsi untuk mengukur tekanan darah
yang hasilnya ditampilkan di monitor
4. Vacum exrtraktor berfungsi sebagai alat bantu proses
persalinan.
Adapun alat – alat kalibrasinya seperti;
1. Universal biometer.
2. Universal biometer.
3. NIBP Analizer
II.3. Laboratorium
Kelistrikan
Laboratorium
kelistrikan adalah salah satu laboratorium yang ada di BPFK Makassar yaitu tempat
alat – alat kesehatan yang perameter yang ingin diukur, satuannya listrik
seperti Tegangan (V), daya (W), Arus (A) dan Hz
Adapun beberapa alat kesehatan yang ada pada
laboratorium kelistrikan yaitu;
1. ECG ( Electro Cardiograph ) mendeteksi pulsa biolistrik
jantung yang di bangkitkan oleh jantung melalui titik tertentu yang ada pada
apermukaan anggota tubuh manusia.
2. Patient Monitor berfungsi untuk memonitoring tekanan
darh, suhu tubuh, kadar O2 dalam darah, dan potensial listrik dalam
jantung.
3. X-ray untuk diagnostic penyakit dalam tubuh.
4. ESU ( Electro Surgykal Unit ) berfungsi untuk alat
bantu bedah.
5. Diatermy berfungsi untuk alat
teraphy yang menggunakan gelombang elektromagnetik / panas.
Adapun alat – alat kalibrasinya yang di
gunakan untuk mengkalibrasi alat – alat kesehatan yang ada di dalam laboratorium kelistrikan yaitu;
1. ISA ( Internasional Safety Analizer ).
2. ECG simulator.
3. Themohigro meter.
4. diagcaliper.
II.4. Laboratotium Gaya Massa.
Laboratorium Gaya massa
adalah salah satu laboratorium yang ada di BPFK Makassar yaitu tempat alat –
alat kesehatan yang parameter yang ingin di ukur adalah berat / massa dan gaya.
Beberapa alat kesehatan pada
laboratorium Gaya Massa yaitu;
- Centrifuge yang berfungsi untuk memisahkan sebuah cairan yang
memilik berat melekul yang berbeda.
- Dental Unit yang befungsi untuk pemeriksaan, perawatan, dan tindakan
pada gigi.
- Analytic balance yang berfungsi untuk menghitung berat obat dengan
skala kecil (mg).
-
Timbangan bayi yang berfungsi
untuk mengukur berat badan bayi.
Adapun alat – alat kkalibrasi
yang digunakan di laboratorium Gaya Massa.
- ISA (International Safety Analizer)
- Anak timbangan standar.
-
Digital Tachometer
II.5. Laboratorium Volume
Laboratorium
volume adalah salah satu laboratorium yang ada di BPFK Makassar yaitu tempat
alat – alat kesehatan yang mana pada laboratorium tersebut terdapat alat – alat
kesehatan yang hasil keluarannya adalah satuan mL/Hr
Ada
beberapa alat kesehatan yang berada dalam laboratorium Volume yaitu;
1.
Infusion Pump yang berfungsi yntuk memompa caira infuse kedalam tubuh pasien.
2. Syring
Pump yang berfungsi untuk memompa obat kedalam tubuh pasien.
3. Anastesi
yang berfungsi untuk alat bantu pembiusan.
4.
Ventilator yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan sebagian atau
sepenuhnya pada pasien.
5.
Hemodialisa berfungsi untuk alat cuci darah
Adapun
alat – alat kalibrasi yang di gunakan untuk mengkalibrasi alat – alat kesehatan
yang ada dalam laboratorium Volume yaitu;
1.
IDA (Infusion Device Analizer)
2.
Flow meter.
3.
Ventilator tester.
4.
Hemodialisa Kit.
tomografi listrik untuk aplikasi medis
Tomografi Listrik Untuk Aplikasi Medis
Berbagai
instrumentasi tomografi telah dirancang dan dikembangkan untuk aplikasi baik
dalam bidang medis maupun industri. Tomografi di bidang medis berperan sangat
penting untuk mendiagnosa suatu penyakit dengan cara melihat “tembus pandang”
organ dan jaringan. Mode tomografi yang paling umum dijumpai pada bidang medis
antara lain Magnetic Resonance Imaging (MRI), X-ray CT-Scan, Positron Emitted
Thomography (PET) dan tomografi ultrasonik. Tomografi juga banyak digunakan di
industri untuk memonitoring dan melakukan investigasi berbagai proses
produksi[1,2]. Perkembangan tomografi pada bidang industri tidak hanya fokus
pada memperoleh citra dengan resolusi tinggi namun juga mempunyai kecepatan
scanning yang cukup tinggi dan harga yang relatif murah[2]. Beberapa mode
tomografi yang dikembangkan antara lain Electrical Impedance Tomography
(EIT), Electrical Capacitance Tomography (ECT), dan Electrical Resistance
Tomography (ERT)[1,2,3]. Selain digunakan di Industri, beberapa peneliti telah
mengembangkan tomografi listrik untuk aplikasi medis[4,5,6].
Electrical
Impedance Tomography (EIT) / Electrical Resistance Tomography (ERT)
EIT
merupakan teknik untuk memperkirakan distribusi impedansi di dalam domain
berdasarkan pengukuran pada permukaan objek[14]. EIT merekonstruksi distribusi
konduktivitas internal dari suatu objek berdasarkan injeksi arus dan
pengukuran tegangan di permukaan objek[11,16]. Beberapa penelitian menunjukkan
EIT dapat mendeteksi kanker payudara dan memberikan informasi yang cukup akurat
mengenai perbedaan jaringan payudara dan jaringan kanker[5,6,13,17].
S. Gang Ye,
et. al [13] mengembangkan sistem EIT tiga dimensi untuk mendeteksi kanker
payudara yang terdiri dari 128 elektroda yang disusun membentuk kerucut.
Penelitian [13] dapat mengukur konduktifitas dan resistivitas dari phantom pada
frekuensi 10kHz. Diagram sistem dan konstruksi sensor EIT dapat dilihat pada
gambar 1. Hasil pengujian secara in-vitro menunjukkan bahwa EIT dapat
membedakan konduktivitas ataupun resistivitas jaringan kanker dan jaringan
lainnya [6,17] dan dapat digunakan untuk mendeteksi kanker payudara dengan
sensitivitas sekitar 77.8%[5].
Electrical
Capacitance Tomography (ECT)
Tomografi
kapasitansi listrik (ECT) adalah teknik pencitraan non-invasif dan
non-destruktif yang menggunakan pengukuran kapasitansi listrik di pinggir
objek untuk menghasilkan peta permitivitas dielektrik objek. ECT volumetrik
merupakan metode baru yang menimbulkan tantangan komputasi besar dalam
rekonstruksi citra dan tantangan baru dalam desain sensor[7,8]. Secara umum ECT
terdiri dari sensor kapasitansi, sistem akusisi data, komputer dan rekonstruksi
citra. ECT mengukur perubahan kapasitansi dari sensor multi-elektroda sebagai
akibat perubahan permitifitas dari material yang sedang dicitrakan, dan citra
rekronstruksi cross-sectional menggunakan data hasil pengukuran dan
algoritma yang sesuai[12].
Prinsip
kerja ECT pada awalnya didasarkan pada rangkain charge-discharge. Rangkaian ECT
berbasis charge discharge terdiri dari rangkaian switch yang mengatur
konfigurasi elektrode sebagai source atau detector, differensial amplifier,
programable gain amplifier (PGA), ADC dan DAC. Pada penelitian [19] rangkaian
digital berbasis FPGA digunakan untuk melakukan akusisi data dan mengontrol
switch mengatur konfigurasi elektroda.
Kelemahan
utama dari ECT berbasis rangkaian charge-discharge adalah stray capacitance
antara koneksi elektroda dan ground yang dapat mempengaruhi pengukuran dan
kualitas citra hasil rekonstruksi[9,19]. Salah satu cara mengurangi stray
capcitance antara lain dengan mengintegrasikan elektroda dan rangkaian analog
lainnya dalam satu paket CMOS untuk mengurangi panjang jalur koneksi antara
elektroda dan ground. Penelitian [19] menunjukkan bahwa dengan menggunakan
elektroda terintegrasi SNR meningkat dari 48dB menjadi 58dB dan kepresisian
pengukuran naik dari 0.398fF menjadi 0.126fF.
Metode lain
yang digunakan untuk mengurangi efek stray capacitance adalah ECT berbasis
sinyal AC. Seperti halnya ECT berbasis charge-discharge, sistem tomografi
kapasitansi listrik berbasis-AC terdiri dari rangkaian switch,
elektroda/sensor, rangkaian analog buffer, PGA ADC dan DAC, dan pembangkit
sinyal AC. Rangkaian kapasitansi berbasis-AC diperkenalkan karena dapat
mengukur kapasitansi yang kecil dan tidak peka terhadap stray
capacitanceKeunggulan lain dari pengukuran kapasitansi berbasis sinyal AC
adalah respon sinyal yang cepat.[9,20]. Skema rangkaian ECT berbasis
sinyal AC dapat dilihat pada gambar 3.
Selain
metoda charge-discharge dan sinyal AC, Sathiyamoorthy et al [14] mengembangan
ECT berbasis sinyal pulsa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa pengukuran
kapasitansi berbasis pulsa dapat mengurangi level noise (meningkatkan SNR),
kebal terhadap stray, dan dapat megukur kapasitansi hingga orde femto Farad
(fF). Selain itu, ECT berbasis pulsa tidak membutuhkan offset tegangan dan
proses akusisi data yang cepat[14]. Skema ECT berbasis sinyal pulsa dapat
dilihat pada gambar 4.
Sistem ECT
biasanya diimplementasikan dengan menggunakan metode pemrosesan sinyal analog.
Design metodologi pada sistem ECT AC telah diakui tingkat keakurasiannya.
Namun, dikarenakan karakteristik dari rangkaian analognya, kecepatan akusisi
data untuk sistem ECT dengan 12 elektroda hanya sampai 150 frame perdetik. Hal
ini dikarenakan setting time yang lama pada filter low-pass di rangkaian
demodulator[10].
Beberapa
peneliti [10,21] mengembangkan sistem ECT berbasis FGPA untuk meningkatkan
kecepatan akusisi data dengan mengurangi proporsi rangkaian analog pada sistem.
Sistem ECT berbasis FPGA meliputi: FPGA ,sistem akusisi data yang terdiri dari
interface elektroda, analog multiplexer, ADC dan DAC. Modul signal generator,
demodulator dan filter diimplementasikan di dalam FPGA.
Dual
modality Tomography
Sistem
tomografi modalitas tunggal tidak selalu dapat digunakan pada setiap aplikasi
sehingga diperlukan penggabungan beberapa modalitas. Tiap sistem tomografi
memiliki keunggulan masing-masing, seperti harga yang terjangkau, respon yang
cepat, tidak ada radiasi dan non-intrunsif. Tomografi modalitas tunggal
menyediakan solusi yang memuaskan hampir pada setiap aplikasi. Namun, untuk
aplikasi yang lebih kompleks, informasi tambahan dibutuhkan untuk
memahami proses secara komprehensif. Sistem tomografi dengan modalitas tunggal
tidak dapat meningkatkan resolusi tinggi citra ke distribusi konsentrasi secara
penuh dan tidak cukup mampu untuk mengektrak karakteristik penting dari sistem.
Namun penggabungan modalitas satu dengan yang lain berpotensi menimbulkan
kesalahan pengukuran sebagai akibat terjadinya crosstalk antar dua elektroda
yang diletakkan pada cross-section yang sama [1,11].
Tomografi
multimodal secara umum dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1)
menggabung-kan dua atau lebih perangkat keras sensor tomografi ke dalam
sistem pencitraan tunggal; 2) rekonstruksi menggunakan suatu teknik yang mampu
membedakan antara komponen dan fase yang berbeda berdasarkan penginderaan
sinyal, dan 3) menggunakan perangkat keras sensor tunggal untuk mendapatkan
sinyal yang berbeda sesuai dengan sifat listrik yang berbeda[18].
Ziqiang, et
al [11] mengembangkan sistem tomografi dual modalitas ECT/ERT terintegrasi
dengan menggabungkan elektroda kapasitansi dan elektroda resistansi pada
cross-section yang sama dan mengembangkan sistem akusisi untuk kedua sensor
tersebut. Penggunaan elektroda kapasitansi dan resistansi yang
terintegrasi membantu mengeliminasi interferensi mutual antar dua modalitas.
Peneliti lain [15] menggembangkan sistem dual modalitas ECT/ERT dalam
satu platform untuk meningkatkan kecepatan akusisi data dan rekonstruksi citra.
Peneliti
lain [1] mengembangkan metode dual modalitas baru dengan cara menggabungkan
sensor kapasitansi listrik dan sensor optik. Hal tersebut bertujuan untuk
mendapatkan fusi citra dengan resolusi tinggi pada distribusi konsentrasi penuh
ke dalam satu bidang sensor sehingga diperoleh informasi menyeluruh
berdasarkan pengukuran intensitas dan properti dielektrik material.
Penelitian
[18] mengembangkan sistem tomografi multimodal dengan menggunakan perangkat
keras ECT. Berbeda dengan penggunaan ECT tunggal, ECT multimodal menggunakan
medan elektromagnetik quasi yang dihasilkan oleh sensor ECT untuk mengukur
kapasitansi maupun distribusi permitivitas dan konduktivitas. Tidak seperti EIT
yang didasarkan injeksi arus, teknik ECT multimodal tidak membutuhkan kontak
langsung sensor ke objek ketika pengukuran konduktivitas (impedansi).
Seperti
halnya EIT, ECT multimodal memiliki potensi untuk dikembangkan dalam bidang
medis karena dapat mengukur beberapa parameter jaringan tubuh seperti
kapasitansi konduktasi dan permitiditas. Selain itu ECT multimodal
merupakan teknik tomografi yang bersifat non-invansif (tidak berhubungan
langsung dengan objek) dan non-instrusif (tidak mempengaruhi proses) sehingga
aman digunakan pada aplikasi medis.
Referensi
1.
R. M. Zain, R. Abdul Rahim, “Development of Hardware Dual Modality
Tomography System”, Sensors & Transducers Journal, Vol. 105, Issue 6, ,
June 2009
2.
Qussai Marashdeh , Warsito, Liang-Shih Fan, Fernando Teixeira, “Dual
imaging modality of granular flow based on ECT sensors”, Granular Matter, Vol.
10, pp. 75-80, 2008
3.
Warsito, “Review: Komputasi Tomografi dan Aplikasinyadalam Proses
Industri”, Prosiding Semiloka Teknologi Simulasi dan Komputasi serta Aplikasi,
2005
4.
Tyna A Hope, Siân E Iles, “Technology review: The use of electrical
impedance scanning in the detection of breast cancer”, Breast Cancer Research,
Vol 6 No 2, 004
5.
S. Prasad N, D. Houserkova, J. Campbell, “Breast imaging using 3D
electrical impedance tomography”, Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc Czech
Repub. 2008, 152(1), pp. 151-154, 2008
6.
Tzu-Jen Kao, G J Saulnier, Hongjun Xia, Chandana Tamma, J C Newell, D
Isaacson, “A compensated radiolucent electrode array for combined EIT and
Mammography”, Physiol Meas. 2007 July ; 28(7): S291–S299
7.
M.Solemani,C.N. Mitchell, R. Banasiak, R. Wajman, A. Adler, “Four
Dimensional Electrical Capacitance Tomography Imaging Using Experimental Data”,
Progress In Electromagnetics Research, PIER 90, pp. 171-186, 2009
8.
R. Banasiak, R. Wajman, D. Sankowski, “Three-dimensional Nonlinear
Inversion of Electrical Capacitance Tomography Data Using a Complete Sensor
Model”, Progress In Electromagnetics Research, PIER 100, pp. 219-234, 2010
9.
Fu Wenli, Zhao Jinchuang, Lei Jingjie, “Development on 3D Electrical
Capacitance Tomography Instrument”, Chinese Control and Decision Conference
(CCDC 2009), 978-1-4244-2723-9/09/$25.00_c 2009 IEEE
10.
Huaxiang Wang, Ziqiang Cui, Yanbin Xu, Lifeng Zhang, Yongbo He, “Digital
Signal Processing in Electrical Capacitance Tomography”,
978-1-4244-2342-2/08/$25.00 ©2008 IEEE.
11.
Ziqiang Cui, Huaxiang Wang, Yanbin Xu, Lifeng Zhang, “An Integrated
ECT/ERT Dual Modality Sensor”, I2MTC 2009 – International Instrumentation and
Measurement Technology Conference, Singapore, 5-7 May 2009
12.
Fei Wang, Qussai Marashdeh, Liang-Shih Fan, Warsito Warsito,“
Review:Electrical Capacitance Volume Tomography: Design And Applications”,
Sensors 2010, 10, 1890-1917; I:10.3390/S100301890
13.
Gang Ye, Kim H. Lim, Rhett George, Gary Ybarra, William T. Joines , Qing
H. Liu, “A 3d EIT System For Breast Cancer Imaging”, IEEE Xplore.
14.
S. Sathiyamoorthy, J. Saratchandrababu, “Design of High-Speed Pulse Input
Based Capacitance Measurement for Electrical Capacitance Tomography”, Sensors
& Transducers Journal, Vol.75, Issue 1, January 2007, pp.896-903
15.
Baoliang Wang, Zhiyao Huang, Haiqing Li, “Design of high-speed ECT and
ERT system”, Journal of Physics: Conference Series 147 (2009) 012035
doi:10.1088/1742-6596/147/1/012035
16.
Luís Augusto Motta Mello, et. al, “Three-Dimensional Electrical Impedance
Tomography: A Topology Optimization Approach”, IEEE Transactions On Biomedical
Engineering, Vol. 55, No. 2, February 2008
17.
Cherepenin Et Al., “Three-Dimensional EIT Imaging Of Breast Tissues:
System Design And Clinical Testing”, IEEE Transactions On Medical Imaging, Vol.
21, No. 6, June 2002
18.
Qussai Marashdeh, Warsito Warsito, Liang-Shih Fan, Fernando L. Teixeira ,
“A Multimodal Tomography System Based On ECT Sensors”, IEEE Sensors Journal,
Vol. 7, No. 3, March 2007
19.
Philip Williams, Trevor York, “Evaluation of Integrated Electrodes for
Electrical Capacitance Tomography”, 1st World Congress on Industrial Process
Tomography, Buxton, Greater Manchester, April 14-17, 1999
20.
Gao Yan-li, Zhang Yonggao, “Key Issues in Designing High-speed Hardware
for Electrical Capacitance Tomography System”, 2009 International Forum on
Computer Science-Technology and Applications.
21.
P. Brzeski Et Al, “Multichannel Capacitance Tomograph For Dynamic Process
Imaging”, Opto-Electronics Review 11(3), 175.180 (2003).
mikrokontrolel avr atmega 8535
Diposkan
oleh Rahmat Mulyadin 10.26.2008
Pendahuluan
Mikrokontroller AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroller 40 pin (lihat Gambar 1) buatan Atmell Corporation yang memiliki fasilitas 8K Byte Flash Memori ISP (In-System Programmable), yang membuatnya tidak memerlukan bantuan mC
lain dalam pemrograman, tetapi hanya memerlukan sedikit rangkaian elektronik eksternal saja
Mikrokontroler ini bisa diaktifkan dengan memasukkan sumber tegangan sebesar 4,5 s.d. 5,5 V dc melalui pin VCC (pin 10) dan merangkai kristal osilator pad a pin XTAL1 dan XTAL2 sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3 Untuk konfigurasi selengkapnya, bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Deskripsi singkat dari pin
VCC Input sumber tegangan (+)
GND Ground (-)
Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang diper gunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
RESET Input reset.
XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
AREF Tegangan referensi untuk ADC.
Percoban A.
Pemrograman Mikrokontroller
1. Buka program CV AVR C Compiler
2. Buat project baru dengan mengklik menu File → New, maka akan muncul jendela:
Pilih ”Project” dan klik ”OK”. Akan muncul jendela
Klik ”Yes”, maka akan muncul jendela:
3. Jendela di atas adalah jendela untuk memilih setting mC yang akan diisikan. Ikuti langkah-langkah berikut :
a. Klik Tab Chip. Tentukan jenis Chip C yang digunakan. Dalam praktikum ini adalah ”ATmega8535 ”
b. Masukkan nilai frekuensi ”clock” yan g digunakan. Dalam praktikum ini digunakan frekuensi sebesar 12 MHz.
c. Klik tab Ports. Tab ini untuk menentukan fungsi dari masing-masin g port (Port A s.d. Port D).
d. Klik tab Port D. Untuk praktikum ini digunakan led yang berada pada kaki 20 (Port D.6) sebagai indikator.
e. Klik tulisan In pada Bit 6. Ini akan mengubah nilai menjadi Out, yang berarti pin PD6 akan difungsikan sebagai output.
4. Pada menu, pilih “File” “Generate, Save and Exit”. Maka akan muncul jendela “Save C Compiler Source File”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.c” lalu ketik “Save”.
5. Akan muncul jendela “Save C Compiler Project File”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.prj” lalu ketik “Save”.
6. Akan muncul jendela “Save : \.....”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.cwp” lalu ketik “Save”.
7. Maka akan muncul jendela program yang berisi sintaks sbb.:
This program was produced by the
CodeWizardAVR V1.24.7d Evaluation
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2005 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
e-mail:office@hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 10/20/2008
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
Clock frequency : 4.000000 MHz
Memory model : Small
External SRAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=Out Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=0 State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x40;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
while (1)
{
// Place your code here
};
}
Jendela ini berisi sintaks setting awal mC yang telah kita pilih sebelumnya.
8. Lengkapi sintaks di atas sbb.
a. Di atas fungsi “void main (void)”, tuliskan:
#include //untuk memanggil fungsi penundaan waktu, dan
#define led PORTD.6 //untuk membuat alias
b. Pada struktur “while”, ubah menjadi:
while (1)
{
//Place your code here
delay_ms(500);
led = 1;
delay_ms(500);
led = 0;
};
9. Klik ikon
untuk melakukan kompilasi.
10. Klik ikon
untuk membuat file ”*.hex” yang akan digunakan untuk downloading
Percobaan B
Mendownload Program ke Mikrokontroler
1. Buka program ”PonyProg”. Klik OK, maka akan muncul jendela utama sbb.:
2. Pilih jenis mC yang digunakan (lihat gambar atas). Dalam hal ini adalah ”AVR micro” (2a) dan “ATmega8535” (2b)
3. Pada menu, pilih Setup → Interface Setup. Pilih port yang akan digunalan untuk proses download. Misalnya port Serial, koneksi pada COM2
4. Klik ikon (Configuration and Security bits) maka akan muncul jendela seperti gambar di bawah. Jendela ini akan mengisikan bit konfigurasi dan bit pengaman yang diperlukan untuk mendownload program, sesuai pilihan yang kita berikan. Isi dari konfigurasi ini tergantung dari komponen elektronika yang kita gunakan. Untuk lebih lengkapnya, lihat buku petunjuk ” AVR ATMega8535” . Untuk sementara, isi sesuai dengan yang tertera di gambar. Atau, jika modul mC telah terhubung ke komputer, bisa dilakukan proses membaca konfigurasi yang telah digunakan dengan menekan ”Read”.
Peringatan!! Pengisian/pembacaan konfigurasi ini harus dilakukan dengan benar terlebih dahulu sebelum melakukan pengisian program, karena pengisian nilai yang salah bias mengakibatkan kerusakan pada mC.
5. Klik OK. Maka akan kembali ke jendela utama.
6. Buka file berkestensi ”hex” dengan meng-klik ikon
lihat gambar di bawah). Masukkan file yang diinginkan, misalnya ”Praktikum1.hex” lalu klik ”Open” Maka pada jendela utama akan terisi program berformat hexadesimal sbb :
7. Klik ikon
(lihat panah di atas) untuk mengisikan program ke dalam mC.
8. Amati output yang dihasilkan.
Mikrokontroller AVR ATMega8535 merupakan mikrokontroller 40 pin (lihat Gambar 1) buatan Atmell Corporation yang memiliki fasilitas 8K Byte Flash Memori ISP (In-System Programmable), yang membuatnya tidak memerlukan bantuan mC
lain dalam pemrograman, tetapi hanya memerlukan sedikit rangkaian elektronik eksternal saja
Mikrokontroler ini bisa diaktifkan dengan memasukkan sumber tegangan sebesar 4,5 s.d. 5,5 V dc melalui pin VCC (pin 10) dan merangkai kristal osilator pad a pin XTAL1 dan XTAL2 sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3 Untuk konfigurasi selengkapnya, bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Deskripsi singkat dari pin
VCC Input sumber tegangan (+)
GND Ground (-)
Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Port C (PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
Port D (PD7 … PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang diper gunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”.
RESET Input reset.
XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke sirkuit clock internal.
XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
AREF Tegangan referensi untuk ADC.
Percoban A.
Pemrograman Mikrokontroller
1. Buka program CV AVR C Compiler
2. Buat project baru dengan mengklik menu File → New, maka akan muncul jendela:
Pilih ”Project” dan klik ”OK”. Akan muncul jendela
Klik ”Yes”, maka akan muncul jendela:
3. Jendela di atas adalah jendela untuk memilih setting mC yang akan diisikan. Ikuti langkah-langkah berikut :
a. Klik Tab Chip. Tentukan jenis Chip C yang digunakan. Dalam praktikum ini adalah ”ATmega8535 ”
b. Masukkan nilai frekuensi ”clock” yan g digunakan. Dalam praktikum ini digunakan frekuensi sebesar 12 MHz.
c. Klik tab Ports. Tab ini untuk menentukan fungsi dari masing-masin g port (Port A s.d. Port D).
d. Klik tab Port D. Untuk praktikum ini digunakan led yang berada pada kaki 20 (Port D.6) sebagai indikator.
e. Klik tulisan In pada Bit 6. Ini akan mengubah nilai menjadi Out, yang berarti pin PD6 akan difungsikan sebagai output.
4. Pada menu, pilih “File” “Generate, Save and Exit”. Maka akan muncul jendela “Save C Compiler Source File”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.c” lalu ketik “Save”.
5. Akan muncul jendela “Save C Compiler Project File”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.prj” lalu ketik “Save”.
6. Akan muncul jendela “Save : \.....”. Beri nama file, misal: “Praktikum1.cwp” lalu ketik “Save”.
7. Maka akan muncul jendela program yang berisi sintaks sbb.:
This program was produced by the
CodeWizardAVR V1.24.7d Evaluation
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2005 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
e-mail:office@hpinfotech.com
Project :
Version :
Date : 10/20/2008
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
Clock frequency : 4.000000 MHz
Memory model : Small
External SRAM size : 0
Data Stack size : 128
*****************************************************/
#include
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=Out Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=0 State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x40;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer 1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
while (1)
{
// Place your code here
};
}
Jendela ini berisi sintaks setting awal mC yang telah kita pilih sebelumnya.
8. Lengkapi sintaks di atas sbb.
a. Di atas fungsi “void main (void)”, tuliskan:
#include //untuk memanggil fungsi penundaan waktu, dan
#define led PORTD.6 //untuk membuat alias
b. Pada struktur “while”, ubah menjadi:
while (1)
{
//Place your code here
delay_ms(500);
led = 1;
delay_ms(500);
led = 0;
};
9. Klik ikon
untuk melakukan kompilasi.
10. Klik ikon
untuk membuat file ”*.hex” yang akan digunakan untuk downloading
Percobaan B
Mendownload Program ke Mikrokontroler
1. Buka program ”PonyProg”. Klik OK, maka akan muncul jendela utama sbb.:
2. Pilih jenis mC yang digunakan (lihat gambar atas). Dalam hal ini adalah ”AVR micro” (2a) dan “ATmega8535” (2b)
3. Pada menu, pilih Setup → Interface Setup. Pilih port yang akan digunalan untuk proses download. Misalnya port Serial, koneksi pada COM2
4. Klik ikon (Configuration and Security bits) maka akan muncul jendela seperti gambar di bawah. Jendela ini akan mengisikan bit konfigurasi dan bit pengaman yang diperlukan untuk mendownload program, sesuai pilihan yang kita berikan. Isi dari konfigurasi ini tergantung dari komponen elektronika yang kita gunakan. Untuk lebih lengkapnya, lihat buku petunjuk ” AVR ATMega8535” . Untuk sementara, isi sesuai dengan yang tertera di gambar. Atau, jika modul mC telah terhubung ke komputer, bisa dilakukan proses membaca konfigurasi yang telah digunakan dengan menekan ”Read”.
Peringatan!! Pengisian/pembacaan konfigurasi ini harus dilakukan dengan benar terlebih dahulu sebelum melakukan pengisian program, karena pengisian nilai yang salah bias mengakibatkan kerusakan pada mC.
5. Klik OK. Maka akan kembali ke jendela utama.
6. Buka file berkestensi ”hex” dengan meng-klik ikon
lihat gambar di bawah). Masukkan file yang diinginkan, misalnya ”Praktikum1.hex” lalu klik ”Open” Maka pada jendela utama akan terisi program berformat hexadesimal sbb :
7. Klik ikon
(lihat panah di atas) untuk mengisikan program ke dalam mC.
8. Amati output yang dihasilkan.
Langganan:
Postingan (Atom)