Minggu, 17 Mei 2015

MAKALAH
Peralatan terapi dasar
Infan warmer dan Hemodialisa “

 


ATEM Logo

Oleh :
A.MUHAMMAD REZKY SULFAJRI
13.010

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013 / 2014




KATA PENGANTAR
                             Bism-1.jpg
Assalamualaikumwr.Wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT ,Atas berkat rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PERALATAN TERAPI dengan judul “ INFAN WARMER DAN HEMODIALISA“
            Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai tugas indifidu guna mencukupi nilai tugas kita. Makalah ini mampu menjelaskan secar rinci dan singkat tentang gambaran umum dari kedua alat tersebut.    
            Adapun dalam makalah ini tak sepenuh mencapai titk kesempurnaan dalam penulisan, kiranya dapat maklumi
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat terkhusus bagi penulis dan para pembacanya
Billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat
Wassalamu alaikum Wr,Wb



Makassar, November 2014

                Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN



A.   Latar belakang :

                                Di dalam dunia kesehatan, banyak peralatan medis yang digunakan untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi pasien, yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam rangka untuk menunjang pelayanan kesehatan tersebut perlu dilakukan peningkatan – peningkatan pelayanan pada masyarakat. Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan tidak hanya dokter yang berperan untuk terciptanya pelayanan yang baik, tetapi disamping dokter perlu adanya tim medis yang membantu dan bekerja sama untuk membantu dan bekerja sama untuk melakukan pelayanan kesehatan. Selain bekerja sama dengan tim medis, keberadaan alat – alat medis sangat mendukung kelancaran jalannya pelayanan kesehatan.Salah satu alat yang digunakan adalah alat untuk membantu pasien dalam mengembalikan posisi kesehatan normalnya,diantaranya memberikan suhu lingkungan dan suhu tubuh yang sesuai dan memberikan regerasi sel darah baru seperti halnya infan warmer dan hemodialisa.


B.   Rumusan masalah :

Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan  suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia.
 Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi.


C.   Tujuan penelitian :
-          mengetahui dan memahami prinsip kerja pesawat infan warmer dan hemodulisa.  

-          Untuk mengetahui lebih jauh fungsi pesawat infan warmer dan hemodulisa
-          Untuk menambah pengetahuan tentang peralatan elektromedik khususnya                     pesawat infan warmer dan hemodulisa
-          Mengetahui cara merawat alat dan cara penggunaan nya  


D.    Manfaat penelitian :

-  kita bisa tau cara kerja pesawat infan warmer dan hemodulisa
-  kita bisa memahami fungsi alat infan warmer dan hemodulisa
-  kita dapat mengetahui cara kerja alat dari teori ke praktek
       -  kita bisa juga mengetahui  cara merwat alat dengan baik























BAB 2
PEMBAHASAN
A.   INFAN WARMER
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2RPirN5pI6tY0ElIezTwd5vO531G4IFkjjFaK8u8zw_0UC2Mmte_Y6Dq0O6poX0spenK0ViLwSeKqTlnzN-ejzrp3ihJcSvIhO2mRugvvNTUqlZE8AI7Le9NZ4XV8K9JvvG0ReHpMgF8/s320/hjhj.jpg
3.1.1        Data Pesawat
       Nama Alat                         :     Infant Warmer
       Merk / Type                       :     GEA MEDICAL / HKN-9010
       Daya yang dibutuhkan     :      AC 220V- 230V 50/60 Hz
       Daya input                        :     700 VA
  
            3.1.2        Prinsip Dasar
Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan  suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia. Dengan adanya panas (heater)  yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater dan kontrol suhu. Penghangat pada infant warmer menggunakan  elemen kering yang diletakkan diatas bayi yang suhunya dapat diatur sesuai kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi suhunya antara 35- 37 C. Pada kontrol suhu juga terdapat sensor yang diletakkan pada bed bayi yang berfungsi menyensor suhu tubuh bayi. Sensor ini juga berfungsi mengontrol kerja heater agar tidak terjadi over heat.

            3.1.3        Prinsip Kerja Alat
Sistem kontrol suhu  pada infant warmer HKN-9010 ada 3 macam, yaitu pre-warm mode, manual control, dan skin mode. Pada saat  alat di tekan tombol START maka secara otomatis alat akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada mode pre-warm ini output panas heater ( heating ratio) telah disetting sebesar 25% sampai operator melakukan setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan.
Untuk pemilihan mode manual control, operator dapat mengatur suhu sesuai dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan heating ratio. Sedangkan apabila operator memilih skin mode, maka secara otomatis alat akan disetting pada suhu 36 C dengan timer yang dapat disetting.
Setting suhu dan setting timer ditampilkan pada display. Untuk menaikkan atau menurunkan suhu dan pengaturan timer dipakai tombol up dan down.

            3.1.4        Gambar Pesawat
                  Gambar keseluruhan pesawat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxPYrc4rB7SwSZCwRTqii3klPaHf0uodBU-YJhbFLDBHN-gaPWcBXbVlzpjS5BxVUnckN4D0pmogJQ8bo-ak9-qT1vIK_utVsiS7ozpHQcMmrPFCjvxlF5nW9oiiHuqwBrC27wk6PYSLM/s320/koko.jpg
KETERANGAN :
          1.          I.V.Pole : digunakan untuk menggantung botol infus dengan beban maksimal 2 kg.
          2.          Radiant box : dapat digerakkan secara bebas dalam keadaan horizontal yaitu 00~900.
3.         Temperature controller  : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm suhu           berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk kegagalan pengaturan dan system.
  4.          Infant bed : dapat disetel dalam 00~100.
          5.          Wheel : jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
          6.          Organic glass panel : mencegah pergeseran infant bed
          7.          Tray : digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan  beban maksimal 2 kg saat alat sedang digunakan.

            3.1.5        Blok Diagram

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyCMllmZZ_IribVp9MmOIgxsqPr2h1dHUGEE_eDbCnVrZdHUHODnR-MJYVUSAjKy723_XrLO3xNGZnrqVQTdbaV1nbzPwNtLbv4IHIsWlr05psQIus5PLw04Q0kCCsg7IBn9EegHZ0ils/s320/lolo.jpg


            3.1.6        Cara Kerja Blok Diagram
Pada saat pesawat di On kan, maka power supply akan memberikan supply pada semua rangkaian. Control unit berfungsi sebagai pengontrol utama dari kerja seluruh rangkaian. Pertama dilakukan setting timer untuk lama proses  alat bekerja dan setting suhu untuk mengatur output panas yang dikeluarkan oleh heater untuk menghangatkan bayi. Tampilan setting timer dan setting suhu ditampilkan pada display. Pada saat tombol START ditekan maka control unit akan mengontrol kerja timer dan heater sesuai dengan yang telah disetting. Pada saat heater bekerja, panas yang dihasilkan disensor oleh kontrol suhu yang diletakkan pada matras bayi. Kontrol suhu ini difungsikan agar radiasi panas yang diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena hal ini sangat berbahaya. Jadi heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah terpenuhi dan akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu turun. Apabila suhu melebihi settingan atau timer sudah habis, maka control unit akan memerintahkan heater untuk berhenti bekerja dan buzzer akan berbunyi. Alat ini dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan memory yang terdapat pada IC control unit jika suatu waktu terjadi kegagalan system dan alat seketika berhenti bekerja.
            3.1.7        Cara Pengoperasian
       1)        Hubungkan kabel power ke jala-kala PLN.
       2)        Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
       3)        Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
       4)        Setting suhu 37 C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah sampai display suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted Temperatur). Setelah sama barulah letakkan bayi.
       5)        Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi.
            3.1.8        Pemeliharaan
       1)        Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat
       2)        Periksa kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu.
       3)        Periksa fungsi indikator alarm dan timer.
       4)        Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power.
       5)        Periksa grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.
3.1.9    KELUHAN PADA PESAWAT
 
1)       Pesawat tidak panas
 
2)       Suhu ruangan tidak dapat terbaca
3.2.0    ANALISA KERUSAKAN
1)      Fuse putus
2)      Kabel heater putus
3)      Kontak relay rusak
4)      Elemen heater putus
5)      Sensor suhu rusak
6)      Ic komparator dan transistor driver relay rusak
7)      Vr setting rusak Kontrol tampilan rusak
3.2.1    LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN
1)      Cek kabel heater ganti kabel heater baru
2)      Cek kontak relay ganti relay yang baru
3)      Cek heater ganti heater baru
4)      Cek Cek fuse ganti fuse baru
5)      sensor suhu ganti sensor baru
6)      Cek ic dan transistor ganti baru
7)      Cek  vr setting dan
8)      kontrol tampilan ganti yang baru atau perbaiki


B.        HEMODIALISA
http://www.tbeeb.com/ph/files/1/health_topics/Hemodialysis.jpg

KERANGKA ALAT
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsG_zrYXhxqRHIPwCLKHUaYsXOtegGC_1AXH2tZGkLblXk4PuaVnP0-HEsFppF924qervabBMZ88IqZzkt8ExVOlDH_ZWbv_c0ZCkTbJ0BgJn5fIxTtGpWTh2pNjesQAR1NYBk66ZVes/s400/Image0164.jpg

A.PENGERTIAN HEMODILAISA
            Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006). Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001). Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan (www.medicastore.com) .

B.PERAWATAN HEMODIALISA
1.1PERAWATAN SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)
1.0       PERSIAPAN MESIN
-Listrik
-Air (sudah melalui pengolahan)
-Saluran pembuangan
-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)
-Persiapan peralatan + obat-obatan
-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)
-AV Blood line
-AV fistula/abocath
-Infuse set
-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
-Heparin inj
-Xylocain (anestesi local)
-NaCl 0,90 %
-Kain kasa/ Gaas steril
-Duk steril
-Sarung tangan steril
-Bak kecil steril
-Mangkuk kecil steril
-Klem
-Plester
-Desinfektan (alcohol + bethadine)
-Gelas ukur (mat kan)
-Timbangan BB
-Formulir hemodialisis
-Sirkulasi darah
-Cuci tangan
Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas
Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)
Pasang infus set pada kolf NaCl
Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
Jalankan Qb dengan kecepatan kurang lebih 100 ml/m
Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBL
Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepas
Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibuka
Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien)
CATATAN !!!!

1.2       PERSIAPAN SIRKULASI
Rinsing/Membilas GB + VBL + ABL
Priming/ mengisi GB + VBL + ABL
Soaking/ melembabkan GB.
Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )
Cara menghitung volume priming :
Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan (gelas tampung/ ukur)
Contoh :
∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc
∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 cc
Jadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 cc
Cara melembabkan (soaking) GB Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisat
Bila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :
Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat
Hubungkan dialyzer dengan selang dialisat Biarkan kurang lebih 15 menit pada posisi rinse

#Test formalin dengan tablet clinitest :
Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain
 10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan
±Ambil cairan  1 tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan
Lihat reaksi :
Warna biru : – / negatif
Warna hijau : + / positif
Warna kuning : + / positif
Warna coklat : +/ positif
Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru

1.2       PERSIAPAN PASIEN
1.Persiapan mental
2.Izin hemodialisis
3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)

2.PERAWATAN SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)
Pasien
Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :
Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol
Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril
Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
Dengan eksternal A-V shunt (Schibner)
Desinfektan
Klem kanula arteri & vena
Bolus heparin inj (dosis awal)
Tanpa 1 & 2 (femora dll)
Desinfektan
Anestesi local
Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).
Bolus heparin inj (dosis awal)
Fiksasi, tutup kassa steril
Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)
Raba arteri femoralis
Tekan arteri femoralis
 0,5 – 1 cm ke arah medial
±Vena femoralis
Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit
Fiksasi
Tutup dengan kassa steril

2.1       MEMULAI HEMODIALISIS
1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
 100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi darah semua.
±4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb
5.Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet
6.Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)
7.cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).
8.Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai 300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)
9.Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan air/ blood leak detector
10.Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl
11.Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur TD, N, lebih sering.
12.Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming yang masuk, makan/minum, keluhan selama HD, masalah selama HD.
CATATAN !!!!
1.Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya.
2.Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan lebih dulu
3.Semua sambungan dikencangkan
4.Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.

2.2       MESIN
Memprogram mesin hemodialisis :
1.Qb : 200 – 300 ml/m
2.Qd : 300 – 500 ml/m
3.Temperatur : 36-400C
4.TMP. UFR
5.Heparinisasi
Tekanan (+) /venous pressure
Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure
Tekanan (+) + tekanan (-)
Tekanan / pressure :
Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh
Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.

2.3       HEPARINISASI
Dosis heparin :
Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB
Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB
Cara memberikan
Kontinus
Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)
Heparinisasi umum
Kontinus :
Dosis awal : ……. U
Dosis selanjutnya : …… U
Intermitten :
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ……. U
Heparinisasi regional
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ….. U
Protamin : …. U
Heparin : protamin = 100 U : 1 mg
Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.
Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.
Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.

2.3.1HEPARINISASI MINIMAL

Syarat-syarat :
Dialyzer khusus (kalau ada).
Qb tinggi (250 – 300 ml/m)
Dosis heparin : 500 U (pada sirkulasi darah).
Bilas dengan NaCl setiap : ½ – 1 jam
Banyaknya NaCl yang masuk harus dihitung
Jumlahnya NaCl yang masuk harus dikeluarkan dari tubuh, bisa dimasukkan ke dalam program ultrafiltrasi
CATATAN
Dosis awal : diberikan pada waktu punksi : sirkulasi sistem
Dosis selanjutnya: diberikan dengan sirkulasi (maintenance) ekstra korporeal.

2.4       PENGAMATAN OBSERVASI, MONITOR SELAMA HEMODIALISA
1.PASIEN
KU pasien
TTV
Perdarahan
Tempat punksi inlet, outlet
Keluhan/ komplikasi hemodialisis

2.MESIN & PERALATAN
Qb
Qd
Temperature
Koduktiviti
Pressure/ tekanan : arterial, venous, dialysate, UFR
Air leak & Blood leak
Heparinisasi
Sirkulasi ekstra corporeal
Sambungan-sambungan
CATATAN :
Obat menaikkan TD ( tu. pend hipotensi berat) : Efedrin 1 ampul + 10 cc aquadest kmd disuntik 2 ml/IV

3.PERAWATAN SESUDAH HEMODIALISIS (POST HD)
Mengakhiri HD
-Persiapan alat :
-Kain kasa/ gaas steril
-Plester
-Verband gulung
-Alkohol/ bethadine
-Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
-Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi femoral
Cara bekerja
1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir
Qb diturunkan sekitar 100cc/m
UFR = 0
2.Ukur TD, nadi
3.Blood pump stop
4.Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang diberi betadine.
5.Hubungkan ujung abl dengan infus set
 50 – 100 cc)
± 100 ml/m (NaCl masuk : ±6.Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do dorong dengan nacl sambil qb dijalankan
7.Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL diklem.
8.Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi bethadine
9.Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan kain kassa/band aid lalu pasang verband.
10.Ukur TTV : TD. N, S, P
11.Timbang BB (kalau memungkinkan)
12.Isi formulir hemodialisis
CATATAN :
1.Cairan pendorong/ pembilas (NaCl) sesuai dengan kebutuhan , kalau perlu di dorong dengan udara ( harus hati-hati)
2.Penekanan bekas punksi dengan 3 jari sekitar 10 menit
3.Bekas punksi femoral lebih lama, setelah perdarahan berhenti, ditekan kembali dengan bantal pasir
4.Bekas punksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama

4.         SCRIBNER
1.Pakai sarung tangan
2.Sebelum ABL & VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri & kanula vena harus diklem lebih dulu
3.kanula arteri & vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U – 300 U heparin inj
4.Kedua sisi kanula dihubungkan kembali dengan konektor
5.Lepas klem pada kedua kanula
6.Fiksasi
7.Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk mengetahui ada bekuan atau tidak.

BAB 3
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
INFAN WARMER
Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan  suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia. Dengan adanya panas (heater)  yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
HEMDIALISA
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).

B.      SARAN
Penulis menyadari pembahasan kedua lat ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran dari penulis yaitu pada saat observasi alat di rumah sakit sangat di butuhkan ketelitian, kejelian dan kedisiplinan agar dapat menghindari kerusakan alat. Karena sangat jarang sebuah rumah sakit mengijinkan pembongkaran alat sedangkan alat tersebut masih kondisi baik. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan,










DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah, Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian  perawatan  Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

Hudak, Gallo, 1996, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Volume II, Jakarta, EGC

3 komentar:

  1. Blok diagram HD sama trobelnya
    Dlu kanda

    BalasHapus
  2. Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT

    Over 160k women and men are losing weight with a easy and SECRET "liquids hack" to burn 2lbs each and every night while they sleep.

    It is effective and it works with anybody.

    This is how to do it yourself:

    1) Hold a clear glass and fill it up half the way

    2) Proceed to follow this weight losing hack

    and become 2lbs thinner when you wake up!

    BalasHapus