MAKALAH
Peralatan terapi
dasar
“ Infan
warmer dan Hemodialisa “
Oleh :
A.MUHAMMAD REZKY SULFAJRI
13.010
AKADEMI
TEKNIK ELEKTROMEDIK MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2013
/ 2014
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikumwr.Wb
Puji
syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT ,Atas berkat rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah PERALATAN TERAPI dengan
judul “ INFAN WARMER DAN HEMODIALISA“
Adapun tujuan penulisan makalah ini
sebagai tugas indifidu guna mencukupi nilai tugas kita. Makalah ini mampu
menjelaskan secar rinci dan singkat tentang gambaran umum dari kedua alat
tersebut.
Adapun dalam makalah ini tak sepenuh
mencapai titk kesempurnaan dalam penulisan, kiranya dapat maklumi
Billahi
fii sabilil haq fastabiqul khaerat
Wassalamu
alaikum Wr,Wb
Makassar, November 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang :
Di dalam dunia kesehatan, banyak peralatan medis yang digunakan untuk
menunjang pelayanan kesehatan bagi pasien, yang bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Dalam rangka untuk menunjang pelayanan
kesehatan tersebut perlu dilakukan peningkatan – peningkatan pelayanan pada
masyarakat. Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Untuk
meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan tidak hanya dokter yang berperan
untuk terciptanya pelayanan yang baik, tetapi disamping dokter perlu adanya tim
medis yang membantu dan bekerja sama untuk membantu dan bekerja sama untuk
melakukan pelayanan kesehatan. Selain bekerja sama dengan tim medis, keberadaan
alat – alat medis sangat mendukung kelancaran jalannya pelayanan
kesehatan.Salah satu alat yang digunakan adalah alat untuk membantu pasien dalam
mengembalikan posisi kesehatan normalnya,diantaranya memberikan suhu lingkungan
dan suhu tubuh yang sesuai dan memberikan regerasi sel darah baru seperti
halnya infan warmer dan hemodialisa.
B.
Rumusan masalah
:
Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat.
Jadi Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat
ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature).
Alat ini hanya sebagai tempat singgah sementara untuk menstabilkan suhu
tubuh bayi yang lahir dan mengalami hipotermia.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa
metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah
lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui
membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi.
C. Tujuan penelitian :
- mengetahui dan memahami prinsip kerja pesawat infan warmer dan hemodulisa.
- Untuk mengetahui lebih jauh fungsi pesawat infan warmer dan hemodulisa
- Untuk menambah pengetahuan tentang peralatan elektromedik khususnya pesawat infan warmer dan hemodulisa
- Mengetahui
cara merawat alat dan cara penggunaan nya
D. Manfaat penelitian :
- kita bisa tau cara kerja pesawat infan
warmer dan hemodulisa
- kita bisa memahami fungsi alat infan
warmer dan hemodulisa
- kita dapat mengetahui cara kerja alat
dari teori ke praktek
- kita bisa juga
mengetahui cara merwat alat dengan baik
BAB 2
PEMBAHASAN
A. INFAN WARMER
3.1.1
Data Pesawat
Nama
Alat
: Infant Warmer
Merk /
Type
: GEA MEDICAL / HKN-9010
Daya yang dibutuhkan
: AC 220V- 230V 50/60 Hz
3.1.2
Prinsip
Dasar
Infant berarti bayi dan Warmer
berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara bahasa berarti alat untuk
menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi bayi
yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah
sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami
hipotermia. Dengan adanya panas (heater) yang dihasilkan oleh alat ini,
maka bayi yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu
tubuh yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau
dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
Komponen utama dari infant warmer
yaitu heater dan kontrol suhu. Penghangat pada infant warmer menggunakan
elemen kering yang diletakkan diatas bayi yang suhunya dapat diatur sesuai
kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi suhunya antara 35⁰- 37⁰ C. Pada
kontrol suhu juga terdapat sensor yang diletakkan pada bed bayi yang berfungsi
menyensor suhu tubuh bayi. Sensor ini juga berfungsi mengontrol kerja heater
agar tidak terjadi over heat.
3.1.3 Prinsip
Kerja Alat
Sistem kontrol suhu pada
infant warmer HKN-9010 ada 3 macam, yaitu pre-warm mode, manual control, dan
skin mode. Pada saat alat di tekan tombol START maka secara otomatis alat
akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada mode pre-warm ini output panas
heater ( heating ratio) telah disetting sebesar 25% sampai operator melakukan
setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan.
Untuk pemilihan mode manual control,
operator dapat mengatur suhu sesuai dengan kebutuhan dengan menaikkan atau
menurunkan heating ratio. Sedangkan apabila operator memilih skin mode, maka
secara otomatis alat akan disetting pada suhu 36⁰ C dengan
timer yang dapat disetting.
Setting suhu dan setting timer
ditampilkan pada display. Untuk menaikkan atau menurunkan suhu dan pengaturan
timer dipakai tombol up dan down.
3.1.4
Gambar
Pesawat
Gambar
keseluruhan pesawat
KETERANGAN :
1.
I.V.Pole :
digunakan untuk menggantung botol infus dengan beban maksimal 2 kg.
2.
Radiant box
: dapat digerakkan secara bebas dalam keadaan horizontal yaitu 00~900.
3. Temperature
controller : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm suhu berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk
kegagalan pengaturan dan system.
4.
Infant bed :
dapat disetel dalam 00~100.
5.
Wheel :
jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
6.
Organic
glass panel : mencegah pergeseran infant bed
7.
Tray :
digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan beban maksimal
2 kg saat alat sedang digunakan.
3.1.5
Blok Diagram
3.1.6
Cara Kerja
Blok Diagram
Pada saat pesawat di On kan, maka
power supply akan memberikan supply pada semua rangkaian. Control unit
berfungsi sebagai pengontrol utama dari kerja seluruh rangkaian. Pertama
dilakukan setting timer untuk lama proses alat bekerja dan setting suhu
untuk mengatur output panas yang dikeluarkan oleh heater untuk menghangatkan
bayi. Tampilan setting timer dan setting suhu ditampilkan pada display. Pada
saat tombol START ditekan maka control unit akan mengontrol kerja timer dan
heater sesuai dengan yang telah disetting. Pada saat heater bekerja, panas yang
dihasilkan disensor oleh kontrol suhu yang diletakkan pada matras bayi. Kontrol
suhu ini difungsikan agar radiasi panas yang diterima bayi di atas matras tidak
berlebihan karena hal ini sangat berbahaya. Jadi heater akan berhenti bekerja
pada saat suhu setting telah terpenuhi dan akan kembali bekerja secara otomatis
ketika suhu turun. Apabila suhu melebihi settingan atau timer sudah habis, maka
control unit akan memerintahkan heater untuk berhenti bekerja dan buzzer akan
berbunyi. Alat ini dilengkapi dengan baterai untuk menyimpan memory yang
terdapat pada IC control unit jika suatu waktu terjadi kegagalan system dan
alat seketika berhenti bekerja.
3.1.7
Cara
Pengoperasian
1)
Hubungkan
kabel power ke jala-kala PLN.
2)
Tekan Switch
ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
3)
Pilih mode
skin untuk pemilihan mode penghangat.
4)
Setting suhu
37⁰ C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah
sampai display suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted
Temperatur). Setelah sama barulah letakkan bayi.
5)
Apabila
waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi.
3.1.8
Pemeliharaan
1)
Periksa dan
bersihkan bagian-bagian alat
2)
Periksa
kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu.
3)
Periksa
fungsi indikator alarm dan timer.
4)
Periksa
konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power.
5)
Periksa
grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.
3.1.9 KELUHAN PADA PESAWAT
1) Pesawat tidak panas
2) Suhu ruangan tidak dapat terbaca
1) Pesawat tidak panas
2) Suhu ruangan tidak dapat terbaca
3.2.0 ANALISA
KERUSAKAN
1) Fuse putus
2) Kabel heater putus
3) Kontak relay rusak
4) Elemen heater putus
5) Sensor suhu rusak
6) Ic komparator dan transistor driver relay rusak
7) Vr setting rusak Kontrol tampilan rusak
3.2.1 LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN
1)
Cek
kabel heater ganti kabel heater baru
2)
Cek
kontak relay ganti relay yang baru
3)
Cek
heater ganti heater baru
4)
Cek
Cek fuse ganti fuse baru
5)
sensor
suhu ganti sensor baru
6)
Cek
ic dan transistor ganti baru
7)
Cek vr setting dan
8)
kontrol
tampilan ganti yang baru atau perbaiki
B. HEMODIALISA
KERANGKA
ALAT
A.PENGERTIAN HEMODILAISA
Hemodialisa adalah proses
pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi
pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang
membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006). Haemodialysis
adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya,
dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang
selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak
dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan
beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001). Hemodialisa adalah suatu
prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah
mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk
ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan
buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan
(www.medicastore.com) .
B.PERAWATAN HEMODIALISA
1.1PERAWATAN
SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)
1.0 PERSIAPAN MESIN
-Listrik
-Air (sudah melalui pengolahan)
-Saluran pembuangan
-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)
-Persiapan peralatan + obat-obatan
-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)
-AV Blood line
-AV fistula/abocath
-Infuse set
-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
-Heparin inj
-Xylocain (anestesi local)
-NaCl 0,90 %
-Kain kasa/ Gaas steril
-Duk steril
-Sarung tangan steril
-Bak kecil steril
-Mangkuk kecil steril
-Klem
-Plester
-Desinfektan (alcohol + bethadine)
-Gelas ukur (mat kan)
-Timbangan BB
-Formulir hemodialisis
-Sirkulasi darah
-Cuci tangan
Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas
Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)
Pasang infus set pada kolf NaCl
Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
Jalankan Qb dengan kecepatan kurang lebih 100 ml/m
Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBL
Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepas
Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibuka
Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien)
CATATAN !!!!
1.0 PERSIAPAN MESIN
-Listrik
-Air (sudah melalui pengolahan)
-Saluran pembuangan
-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)
-Persiapan peralatan + obat-obatan
-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)
-AV Blood line
-AV fistula/abocath
-Infuse set
-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
-Heparin inj
-Xylocain (anestesi local)
-NaCl 0,90 %
-Kain kasa/ Gaas steril
-Duk steril
-Sarung tangan steril
-Bak kecil steril
-Mangkuk kecil steril
-Klem
-Plester
-Desinfektan (alcohol + bethadine)
-Gelas ukur (mat kan)
-Timbangan BB
-Formulir hemodialisis
-Sirkulasi darah
-Cuci tangan
Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas
Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)
Pasang infus set pada kolf NaCl
Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
Jalankan Qb dengan kecepatan kurang lebih 100 ml/m
Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara menekan-nekan VBL
Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem tetap dilepas
Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem infus dibuka
Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien)
CATATAN !!!!
1.2 PERSIAPAN SIRKULASI
Rinsing/Membilas GB + VBL + ABL
Priming/ mengisi GB + VBL + ABL
Soaking/ melembabkan GB.
Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )
Cara menghitung volume priming :
Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan (gelas tampung/ ukur)
Contoh :
∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc
∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 cc
Jadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 cc
Cara melembabkan (soaking) GB Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisat
Bila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :
Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat
Hubungkan dialyzer dengan selang dialisat Biarkan kurang lebih 15 menit pada posisi rinse
#Test formalin dengan
tablet clinitest :
Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain
10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan±Ambil cairan 1 tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan
Lihat reaksi :
Warna biru : – / negatif
Warna hijau : + / positif
Warna kuning : + / positif
Warna coklat : +/ positif
Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru
Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain
10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan±Ambil cairan 1 tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan
Lihat reaksi :
Warna biru : – / negatif
Warna hijau : + / positif
Warna kuning : + / positif
Warna coklat : +/ positif
Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru
1.2 PERSIAPAN PASIEN
1.Persiapan mental
2.Izin hemodialisis
3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)
1.Persiapan mental
2.Izin hemodialisis
3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)
2.PERAWATAN
SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)
Pasien
Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :
Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol
Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril
Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
Pasien
Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :
Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol
Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup dengan kasa steril
Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
Dengan eksternal A-V
shunt (Schibner)
Desinfektan
Klem kanula arteri & vena
Bolus heparin inj (dosis awal)
Tanpa 1 & 2 (femora dll)
Desinfektan
Anestesi local
Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).
Bolus heparin inj (dosis awal)
Fiksasi, tutup kassa steril
Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)
Raba arteri femoralis
Tekan arteri femoralis
0,5 – 1 cm ke arah medial±Vena femoralis
Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit
Fiksasi
Tutup dengan kassa steril
Desinfektan
Klem kanula arteri & vena
Bolus heparin inj (dosis awal)
Tanpa 1 & 2 (femora dll)
Desinfektan
Anestesi local
Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).
Bolus heparin inj (dosis awal)
Fiksasi, tutup kassa steril
Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)
Raba arteri femoralis
Tekan arteri femoralis
0,5 – 1 cm ke arah medial±Vena femoralis
Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit
Fiksasi
Tutup dengan kassa steril
2.1 MEMULAI HEMODIALISIS
1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi darah semua.±4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb
5.Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet
6.Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)
7.cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).
8.Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai 300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)
9.Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan air/ blood leak detector
10.Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl
11.Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur TD, N, lebih sering.
12.Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming yang masuk, makan/minum, keluhan selama HD, masalah selama HD.
CATATAN !!!!
1.Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya.
2.Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan lebih dulu
3.Semua sambungan dikencangkan
4.Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.
1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi darah semua.±4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb
5.Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet
6.Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)
7.cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).
8.Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai 300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)
9.Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan air/ blood leak detector
10.Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl
11.Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur TD, N, lebih sering.
12.Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming yang masuk, makan/minum, keluhan selama HD, masalah selama HD.
CATATAN !!!!
1.Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya.
2.Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan lebih dulu
3.Semua sambungan dikencangkan
4.Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.
2.2 MESIN
Memprogram mesin hemodialisis :
1.Qb : 200 – 300 ml/m
2.Qd : 300 – 500 ml/m
3.Temperatur : 36-400C
4.TMP. UFR
5.Heparinisasi
Tekanan (+) /venous pressure
Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure
Tekanan (+) + tekanan (-)
Tekanan / pressure :
Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh
Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.
Memprogram mesin hemodialisis :
1.Qb : 200 – 300 ml/m
2.Qd : 300 – 500 ml/m
3.Temperatur : 36-400C
4.TMP. UFR
5.Heparinisasi
Tekanan (+) /venous pressure
Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure
Tekanan (+) + tekanan (-)
Tekanan / pressure :
Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh
Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.
2.3 HEPARINISASI
Dosis heparin :
Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB
Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB
Cara memberikan
Kontinus
Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)
Heparinisasi umum
Kontinus :
Dosis awal : ……. U
Dosis selanjutnya : …… U
Intermitten :
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ……. U
Heparinisasi regional
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ….. U
Protamin : …. U
Heparin : protamin = 100 U : 1 mg
Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.
Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.
Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.
Dosis heparin :
Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB
Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB
Cara memberikan
Kontinus
Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)
Heparinisasi umum
Kontinus :
Dosis awal : ……. U
Dosis selanjutnya : …… U
Intermitten :
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ……. U
Heparinisasi regional
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ….. U
Protamin : …. U
Heparin : protamin = 100 U : 1 mg
Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.
Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.
Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.
2.3.1HEPARINISASI
MINIMAL
Syarat-syarat :
Dialyzer khusus (kalau ada).
Qb tinggi (250 – 300 ml/m)
Dosis heparin : 500 U (pada sirkulasi darah).
Bilas dengan NaCl setiap : ½ – 1 jam
Banyaknya NaCl yang masuk harus dihitung
Jumlahnya NaCl yang masuk harus dikeluarkan dari tubuh, bisa dimasukkan ke dalam program ultrafiltrasi
CATATAN
Dosis awal : diberikan pada waktu punksi : sirkulasi sistem
Dosis selanjutnya: diberikan dengan sirkulasi (maintenance) ekstra korporeal.
Dialyzer khusus (kalau ada).
Qb tinggi (250 – 300 ml/m)
Dosis heparin : 500 U (pada sirkulasi darah).
Bilas dengan NaCl setiap : ½ – 1 jam
Banyaknya NaCl yang masuk harus dihitung
Jumlahnya NaCl yang masuk harus dikeluarkan dari tubuh, bisa dimasukkan ke dalam program ultrafiltrasi
CATATAN
Dosis awal : diberikan pada waktu punksi : sirkulasi sistem
Dosis selanjutnya: diberikan dengan sirkulasi (maintenance) ekstra korporeal.
2.4 PENGAMATAN OBSERVASI, MONITOR SELAMA
HEMODIALISA
1.PASIEN
KU pasien
TTV
Perdarahan
Tempat punksi inlet, outlet
Keluhan/ komplikasi hemodialisis
1.PASIEN
KU pasien
TTV
Perdarahan
Tempat punksi inlet, outlet
Keluhan/ komplikasi hemodialisis
2.MESIN & PERALATAN
Qb
Qd
Temperature
Koduktiviti
Pressure/ tekanan : arterial, venous, dialysate, UFR
Air leak & Blood leak
Heparinisasi
Sirkulasi ekstra corporeal
Sambungan-sambungan
CATATAN :
Obat menaikkan TD ( tu. pend hipotensi berat) : Efedrin 1 ampul + 10 cc aquadest kmd disuntik 2 ml/IV
3.PERAWATAN
SESUDAH HEMODIALISIS (POST HD)
Mengakhiri HD
-Persiapan alat :
-Kain kasa/ gaas steril
-Plester
-Verband gulung
-Alkohol/ bethadine
-Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
-Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi femoral
Mengakhiri HD
-Persiapan alat :
-Kain kasa/ gaas steril
-Plester
-Verband gulung
-Alkohol/ bethadine
-Antibiotik powder (nebacetin/ cicatrin)
-Bantal pasir (1-1/2 keram) : pada punksi femoral
Cara bekerja
1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir
Qb diturunkan sekitar 100cc/m
UFR = 0
2.Ukur TD, nadi
3.Blood pump stop
4.Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang diberi betadine.
5.Hubungkan ujung abl dengan infus set
50 – 100 cc)± 100 ml/m (NaCl masuk : ±6.Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do dorong dengan nacl sambil qb dijalankan
7.Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL diklem.
8.Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi bethadine
9.Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan kain kassa/band aid lalu pasang verband.
10.Ukur TTV : TD. N, S, P
11.Timbang BB (kalau memungkinkan)
12.Isi formulir hemodialisis
CATATAN :
1.Cairan pendorong/ pembilas (NaCl) sesuai dengan kebutuhan , kalau perlu di dorong dengan udara ( harus hati-hati)
2.Penekanan bekas punksi dengan 3 jari sekitar 10 menit
3.Bekas punksi femoral lebih lama, setelah perdarahan berhenti, ditekan kembali dengan bantal pasir
4.Bekas punksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama
1.5 menit sebelum hemodialisis berakhir
Qb diturunkan sekitar 100cc/m
UFR = 0
2.Ukur TD, nadi
3.Blood pump stop
4.Ujung ABL diklem, jarum inlet dicabut , bekas punksi inlet ditekan dengan kassa steril yang diberi betadine.
5.Hubungkan ujung abl dengan infus set
50 – 100 cc)± 100 ml/m (NaCl masuk : ±6.Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan do dorong dengan nacl sambil qb dijalankan
7.Setelah darah masuk ke tubuh Blood pump stop, ujun VBL diklem.
8.Jarum outlet dicabut, bekas punksi inlet & outlet ditekan dengan kassa steril yang diberi bethadine
9.Bila perdarahan pada punksi sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet & outlet dengan antibiotik powder, lalu tutup dengan kain kassa/band aid lalu pasang verband.
10.Ukur TTV : TD. N, S, P
11.Timbang BB (kalau memungkinkan)
12.Isi formulir hemodialisis
CATATAN :
1.Cairan pendorong/ pembilas (NaCl) sesuai dengan kebutuhan , kalau perlu di dorong dengan udara ( harus hati-hati)
2.Penekanan bekas punksi dengan 3 jari sekitar 10 menit
3.Bekas punksi femoral lebih lama, setelah perdarahan berhenti, ditekan kembali dengan bantal pasir
4.Bekas punksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama
4. SCRIBNER
1.Pakai sarung tangan
2.Sebelum ABL & VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri & kanula vena harus diklem lebih dulu
3.kanula arteri & vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U – 300 U heparin inj
4.Kedua sisi kanula dihubungkan kembali dengan konektor
5.Lepas klem pada kedua kanula
6.Fiksasi
7.Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk mengetahui ada bekuan atau tidak.
1.Pakai sarung tangan
2.Sebelum ABL & VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri & kanula vena harus diklem lebih dulu
3.kanula arteri & vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U – 300 U heparin inj
4.Kedua sisi kanula dihubungkan kembali dengan konektor
5.Lepas klem pada kedua kanula
6.Fiksasi
7.Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk mengetahui ada bekuan atau tidak.
BAB
3
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
INFAN
WARMER
Alat ini difungsikan sebagai tempat perlindungan bagi
bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat singgah
sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami
hipotermia. Dengan adanya panas (heater) yang dihasilkan oleh alat ini,
maka bayi yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu
tubuh yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau
dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
HEMDIALISA
Hemodialisa
adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis
digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit
akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006).
B.
SARAN
Penulis menyadari pembahasan kedua
lat ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk pengembangan lebih lanjut, adapun saran dari penulis yaitu pada
saat observasi alat di rumah sakit sangat di butuhkan ketelitian, kejelian dan
kedisiplinan agar dapat menghindari kerusakan alat. Karena sangat jarang sebuah
rumah sakit mengijinkan pembongkaran alat sedangkan alat tersebut masih kondisi
baik. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membutuhkan,
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan
Medikal Bedah, Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih.,
Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa
Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD
Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler,
A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan
pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Hudak, Gallo, 1996, Keperawatan Kritis: Pendekatan
Holistik, Volume II, Jakarta, EGC
Blok diagram HD sama trobelnya
BalasHapusDlu kanda
makasih artikelnya kanda...
BalasHapusWater Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT
BalasHapusOver 160k women and men are losing weight with a easy and SECRET "liquids hack" to burn 2lbs each and every night while they sleep.
It is effective and it works with anybody.
This is how to do it yourself:
1) Hold a clear glass and fill it up half the way
2) Proceed to follow this weight losing hack
and become 2lbs thinner when you wake up!